Yusuf Jabung

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR (Modul 6 PDGK4504)

KEGIATAN BELAJAR 1 Hakikat Media Pembelajaran
A.    Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam pembelajaran bahasa dan sastra yang mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.
B.     Media Pembelajaran dan Teori Belajar Bahasa
Ada dua teori yang dapat dihubungkan dengan media pembelajaran , yakni teori akomodasi dan hipotesis saringan afektif.
1.      Teori Akomodasi Ellis dan Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran bahasa, motivasi merupakan penentu utama kemahiran berbahasa kedua (Ellis, 1986:255). Teori ini memberikan penjelasan bahwa motivasi yang tinggi pada diri pembelajar akan menghasilkan kemahiran berbahasa yang lebih dibandingkan dengan motivasi yang rendah.
2.      Hipotesis Saringan Afektif Krashen dan Media Pembelajaran
Menurut Krashen (1985:3), saringan afektif yang dimiliki pembelajar bahasa akan menentukan seberapa banyak pembelajar bias berhubungan dengan input bahasa dan bagaimana pembelajar dapat mengubah input menjadi intake.
C.    Menghadirkan Media dalam Pembelajaran
Ada enam tahap yang dilakukan agar media yang dihadirkan menjadi efektif, antara lain:
1.      Menganalisis cirri-ciri pembelajar atau siswa. Guru harus mengetahui bagaimana karakteristik peserta didiknya.
2.      Merumuskan tujuan. Tujuan dirumuskan dari Kompetensi Dasar yang ada di kurikulum.
3.      Memilih, mengubah dan merancang bahan.
4.      Menggunakan bahan.
5.      Mengukuhkan respon siswa.
6.      Mengevaluasi media.
D.    Prinsip Pemilihan Media
Berikut merupakan  pertimbangan dalam memilih dan menentukan media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia:
1.      Fungsional
Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang benar-benar fungsional dalam arti cocok dengan tujuan pembelajaran dan benar-benar berfungsi untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.
2.      Tersedia
Pertimbangan lain dalam pemilihan dan penentuan media pembelajaran adalah ketersediaan media itu. Artinya pada saat kita perlukan dalam pembelajaran, media itu dapat kita dapatkan.
3.      Murah
Pada dasarnya segala sesuatu yang ada di lingkungan siswa, sekolah dan lingkungan kita dapat kita gunakan untuk media pembelajaran bahasa dan sastra.
4.      Menarik
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah media yang menarik bagi siswa sehingga termotivasi untuk terlibat dalam proses pembelajaran secara lebih intens.
E.     Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran kita dapat mengembangkan media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis audio-visual dan media berbasis komputer.
1.      Media berbasis manusia
Salah satu factor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah rancangan pembelajaran yang interaktif. Jenis pembelajaran yang mengoptimalkan media berbasis manusia meliputi:
a)      Pembelajaran partisipatori (pembelajaran yang dimulai dengan tahap curah pendapat dari seluruh siswa).
b)      Pembelajaran bermain peran (jenis pembelajaran yang dimulai dengan bermain peran yang diberi tahapan dengan pelaku dari siswa secara sukarela).
c)      Pembelajaran kuis tim (jenis pembelajaran yang dimulai dengan mengumumkan bahwa aka nada kuis pada akhir pembelajaran).
d)     Pembelajaran kooperatif (jenis pembelajaran yang menciptakan tim-tim atau kelompok-kelompok yang bertanggung jawab untuk saling mengajar pengetahuan atau keterampilan khusus).
e)      Pembelajaran 99 detik (rancangan pembelajaran yang membantu siswa merespon informasi dengan meminta siswa mengorganisasikan secara singkat informasi ke dalam penyajian yang tidak lebih dari 99 detik).
2.      Media berbasis cetakan
Yang termasuk media berbasis cetakan antara lain buku teks, buku penuntun, jurnal,majalah dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan penggunaan spasi kosong.
3.      Media berbasis visual
Bentuk visual dapat berupa gambar representasi seperti (a) gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya suatu benda, (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi dan struktur isi materi, (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi, (d) grafik, seperti table, grafik dan bagan yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antarhubungan seperangkat gambar atau angka-angka.
4.      Media berbasis komputer
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama “pembelajaran dengan bantuan komputer “ Computer-Assisted Instruction disingkat CAI atau Computer-Assisted Learning disingkat CAL. Dalam pelaksanaan CAI dapat  berbentuk tutorial, drills and practise, simulasi dan permainan.


KEGIATAN BELAJAR 2 Media Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Lisan
  1. Media Pembelajaran Menyimak
Terdapat empat media belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keterampilan menyimak, yakni:
1.      Media dengar
2.      Lagu
3.      Manusia
4.      Teknik drama
  1. Media Pembelajaran Berbicara
Terdapat tiga media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keterampilan berbicara, yakni:
1.      Gambar
Media pembelajaran yang dapat dipilih untuk pengembangan keterampilan berbicara adalah gambar. Terdapat dua macam gambar yakni gambar asli dan gambar ilustrasi. Gambar asli adalah hasil foto dari media kamera. Ilustrasi adalah gambar dari hasil karya seseorang.
2.      Peraga bercerita
Peraga bercerita dapat berupa boneka, wayang atau media lainnya.
3.         Teks
Teks yang dimaksud adalah bahan bacaan yang harus dibaca oleh siswa.dari hasil membaca, guru selanjutnya member tugas kepada siswa untuk menyampaikan apa yang dibacanya secara lisan.
KEGIATAN BELAJAR 3 Media Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Tulisan
  1. Media Pembelajaran Keterampilan Membaca
Macam-macam media yang dapt dipergunakan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa tulis (membaca),  antara lain:
1.      Teks
     Media pembelajaran yang berupa teks dapat dimanfaatkan dalam membaca pemahaman, membaca teknik, membaca cepat dan membaca indah.
2.      Manusia
Media yang berbasis manusia dihadirkan dalam pembelajaran khususnya untuk kompetensi dasar membaca nyaring, membaca indah, membaca teknik dan membaca cepat/memindai.
3.      Audio-visual
Media audio-visual dihadirkan dalam pembelajaran terkait dengan kompetensi dasar membaca indah (membaca puisi, membaca cerita pendek dan membaca drama).
  1. Media Pembelajaran Keterampilan Menulis
Beberapa media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keterampilan menulis adalah:
1.      Gambar
            Gambar menjadi media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran keterampilan menulis. Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa “ Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) “ Gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.”
            Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.
            Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.
2.      Foto
            Foto juga dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran menulis. Foto dapat dipilih menjadi sumber tulisan.
3.      Lingkungan sekitar
            Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling sekolah; Lingkungan fisik disekitar sekolah, bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai, bahan-bahan bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar, serta peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Jadi, media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.
4.      Benda-benda model
            Yang dimaksud dengan benda model adalah benda-benda contoh yang akan ditulis oleh anak. Dalam pembelajaran, benda-benda model dapat dijadikan model yang akan dijiplak, divariasikan dan dikembangkan oleh siswa. Dengan mengetahui sebuah model siswa dapat mengembangkan tulisannya secara lebih terarah.

RESUME MATERI DAN PEMBELAJARAN IPA DI SD

MODUL 1
Bekerja Ilmiah
Merancang pengalaman belajar sains terkait erat dengan pengembangan keterampilan proses sains karena rancangan belajar sains harus sesuai dengan hakikat belajar sains dan terutama sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah di rumuskan dalam GBPP ( garis – garis besar program pengajaran ) atau standar isi.
Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar, dan disadari ketika kegiatannyasedang berlangsung. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Namun apabila dia sekadar melaksanakan tanpa menyadari yang sedang dilakukannya maka perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk menguasainya.
Untuk mempermudah mempelajari keterampilan proses sains da mengembangkannya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPA, di bawah ini disajikan jenis keterampilan proses sains, dengan indikator-indikatornya.
Jenis keterampilan proses sains dan indikatornya
1.    MENGAMATI/OBSERVASI
a.     Menggunakan sebanyak mungkin indera.
b.    Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan.
2.    MENGELOMPOKKAN/KLASIFIKASI
a.     Mencatat setiap pengamatan secara terpisah.
b.    Mencari persamaan, perbedaan.
c.     Mengontraskan ciri-ciri.
d.    Membandingkan.
e.     Mencari dasar pengelompokan.
f.     Menghubungkan hasil – hasil pengamatan.
3.    MENAFSIRKAN/INTERPRETASI
a.     Menghub8ungkan hasil – hasil pengamatan.
b.    Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan.
c.     Menyimpulkan
4.    MERAMALKAN/PREDIKSI
a.     Menggunakan pola – pola hasil penelitian.
b.    Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
5.    MENGAJUKAN PERTANYAAN
a.     Bertanya apa, bagaimana dan mengapa.
b.    Bertanya untuk meminta penjelasan.
c.     Mengajukan pertanyaan yang berdasar hipotesis
6.    BERHIPOTESIS
a.     Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian.
b.    Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
7.    MERENCANAKAN PERCOBAAN/PENELITIAN
a.     Menentukan alat/bahan/ sumber yang akan digunakan.
b.    Menentukan variabel/  faktor penentu.
c.     Menentukan apa yang diukur, diamati, dicatat.
d.    Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja.
8.    MENGGUNAKAN ALAT/BAHAN
a.     Memakai alat/bahan
b.    Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
c.     Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
9.    Menerapkan konsep
a.     Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
b.    Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
10.  BERKOMUNIKASI
a.     Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel diagram.
b.    Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis.
c.     Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
d.    Membaca grafik atau tabel diagram.
e.     Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.
11.  MELAKSANAKAN PERCOBAAN/EKSPERIMEN ( MENCAKUP SELURUH KPS ).
Setiap warga negara perlu memiliki tingkat literasi sains agar dapat bertahan hidup di alam maupun di tempatnya bekerja berbekal pengetahuan, pemahaman, keterampialn dan nilai – nilai yang terdapat didalamnya.
Literasi diartikan sebagai kapasitas siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan serta untuk menganalisis, bernalar dan berkomunikasisecara efektif apabila mereka dihadapkan pada masalah, harus menyelesaikan dan menginterpretasi masalah pada berbagai situasi.
Seperti pengukuran keterampilan proses sains ( KPS ), Literasi sains dapat dilakukan dengan tes tertulis setelah pembelajaran selesai dan menggunakan lembar observasi. Literasi sains dapat diungkapkan dengan melibatkan soal konsep dan sebagian besar berpikir, lembar abservasi dengan bantuan sejumlah pengamat untuk tes kinerja atau performance assessment.
MODUL 2.
Model – Model Pembelajaran IPA
Tugas guru dalam mengajar terutama adalah membantu transfer belajar. Tujuan melakukan transfer belajar adalah menerapkan hal – hal yang sudah dipelajari pada situasi baru. Caranya dengan menjadikannya lebih bersifat umum. Terdapat perbedaan mendasar antara pendapat penganut teori belajar prilaku dengan penganut teori belajar kognitif. Perbedaan tersebiut terutama dalam hal perubahannya. Menurut teori belajar prilaku belajar melibatkan perubahan perilaku, sedangkan menurut teori belajar kognitif  belajar melibatkan perubahan pemahaman pandangan konstruktivis lebih menekankan belajar sebagai upaya membangun konsep atau argumen yang harus dilakukan sendiri oleh siswa yang belajar ( dengan bantuan guru atau orang dewasa) .
Tugas guru adalah menciptakan situasi konflik setelah siswa mengemukakan gagasannya, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimen atau observasi ( atau membaca ) melalui interaksi sosial, mengemukakan konsepsi barunya dan menerapkan pada situasi baru.
Menurut pandangan konstruktivis  dalam proses pembelajaran IPA seyogianya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa vdan memungkinkan terjadi interaksi sosial.
Model pembelajaran IPA dipilih sesuai dengan sifat IPA sebagai pengetahuan dekleratif maupun pengetahuan prosedural. Komponen – komponen pembentuk model pembelajaran dirumuskan sesuai dengan sifat model pembelajaran yang disusun dan terutama ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai  melalui pembelajaran tersebut.
MODUL 3.
Klasifikasi dan Adaptasi Mahluk Hidup
Keragaman makhluk hidup dipelajari dengan cara klasifikasi, yaitu mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan atau perbedaan ciri – ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan tingkah laku. Unit-unit atau kelompok yang memiliki persamaan ciri-ciri dan menunjukkan adanya tingkatan dikenal dengan takson. Dari jenjang yang tertinggi hingga yang terendah kingdom, filum (untuk hewan) atau devivsi (untuk tumbuhan), kelas, ordo, famili, genus, dan spesies.
Dalam pengklasifikasian mahluk hidup meliputi sistem alami, sistem buatan dan sistem  filogenetik yang berkembang menjadi sistem dua kingdom, tiga kingdom, empat kingdom, lima kingdom dan enam kingdom. Sistem dua kingdom terdiri dariplantae  dan animalia, sistem tiga kingdom terdiri dari protista, plantae, dan animalia.. sistem empat kingdom, terdiri dari monera, protista, plantae, dan animalia.sistem dari lima kingdom terdiri dari monera, protista, fungi, plantae, dan animalia. Sedangkan sistem enam kindom terdiri dari Eubacterial, Archaebacteria, protista, fungi, plantae,dan animalia.
Berdasarkan perubahan – perubahan yang terjadi, adaptasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut.
1.    Adaptasi Morfologi merupakan suatu penyesuian mahluk hidup terhadap lingkungannya berkaitan dengan bentuk dan struktur organ tubuh yang tampak dari luar dan mudah diamati.
2.    Adaptasi fIisiologi merupakan penyesuian fungsi fisiologi alat – alat atau organ – organ tubuh terhadap lingkungan.
3.    Adaptasi Tingkah Laku merupakan penyesuian mahluk hidup terhadap lingkungannya melalui tingkah laku.
Beberapa faktor lingkungan darat mempengaruhi cara adaptasi mahluk hidup antara lain :
1.    Keadaan tanah
2.    Topografi daratan
3.    Suhu lingkungan dan intensitas cahaya
Sedangkan faktor lingkungan air yang mempengaruhi cara adaptasi mahluk hidup antara lain :
1.    Kadar garam atau mineral
2.    Kedalaman air
3.    Intensitas cahaya
4.    Kadar oksigen
5.    Arus air.                




Diberdayakan oleh Blogger.