Yusuf Jabung

Mengabsahkan Kebohongan



Al Kisah, Abu Nawas berjalan di tengah pasar, sambil melihat ke dalam topinya, lalu tersenyum bahagia. Orang-orang pun heran, lalu bertanya;

“Wahai saudaraku Abu Nawas apa gerangan yang engkau lihat ke dalam topimu yang membuatmu tersenyum bahagia?”

“Aku sedang melihat surga yang dihiasi barisan bidadari.” Kata Abu Nawas dengan ekspresi meyakinkan.

“Coba aku lihat?” Kata salah seorang yang penasaran melihat tingkah Abu Nawas.

“Tapi saya tidak yakin kamu bisa melihat seperti apa yang saya lihat.” Kata Abu Nawas.

“Mengapa?” Tanya orang-orang di sekitar Abu Nawas yang serempak, karena sama-sama semakin penasaran.

“Karena hanya orang beriman dan sholeh saja, yang bisa melihat surga dengan bidadarinya di topi ini.” Kata Abu Nawas meyakinkan.

Salah seorang mendekat, lalu berkata; “Coba aku lihat.”

“Silahkan” kata Abu Nawas”

Orang itu pun bersegera melihat ke dalam topi, lalu sejenak menatap ke arah Abu Nawas, kemudian menengok ke orang di sekelilingnya.

“Benar kamu, Aku melihat surga di topi ini dan juga bidadari. Subhanallah!” Kata orang itu berteriak.

Orang-orang pun heboh ingin menyaksikan surga dan bidadari di dalam topi Abu Nawas, tetapi Abu Nawas mewanti-wanti, bahwa hanya orang beriman yang bisa melihatnya, tetapi tidak bagi yang kafir.

Dari sekian banyak yang melihat ke dalam topi, banyak yang mengaku melihat surga dan bidadari tetapi ada beberapa di antaranya yang tidak melihat sama sekali, dan berkesimpulan Abu Nawas telah berbohong. Mereka pun melaporkan Abu Nawas ke Raja, dengan tuduhan telah menebarkan kebohongan di tengah masyarakat.

Akhirnya, Abu Nawas dipanggil menghadap Raja untuk diadili.

“Benarkah di dalam topimu bisa terlihat surga dengan bidadarinya?”

“Benar paduka Raja, tetapi hanya orang beriman dan sholeh saja yang bisa melihatnya. Sementara yang tidak bisa melihatnya, berarti dia belum beriman dan masih kafir. Kalau paduka Raja mau menyaksikannya sendiri, silahkan..” Kata Abu Nawas.

“Baiklah, kalau begitu saya mau menyaksikannya sendiri.” Kata Raja. Tentu, Raja tidak melihat surga apalagi bidadari di dalam Topi Abu Nawas. Tapi Raja lalu berpikir, kalau ia mengatakan tidak melihat surga dan bidadari, berarti ia termasuk tidak beriman.

Akibatnya bisa merusak reputasinya sebagai Raja. Maka, Raja itu pun berteriak girang: “Engkau benar Abu Nawas aku menyaksikan surga dan bidadari di dalam topimu.

Rakyat yang menyaksikan reaksi Rajanya itu, lalu diam seribu bahasa dan tak ada lagi yang berani membantah Abu Nawas. Mereka takut berbeda dengan Raja, karena khawatir dianggap dan di cap kafir atau belum beriman.

Akhirnya, konspirasi kebohongan yang ditebar oleh Abu Nawas, mendapat legitimasi dari Raja. Boleh jadi, dalam hati, Abu Nawas tertawa sinis sambil bergumam; beginilah akibatnya kalau ketakutan sudah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan pun akan merajalela.

Ketika keberanian lenyap dan ketakutan telah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan akan melenggang kangkung sebagai sesuatu yang “benar.”

Ketakutan untuk berbicara jujur, juga karena faktor gengsi. Gengsi dianggap belum beriman, atau dengan alibi/alasan lainnya. Padahal, label gengsi itu hanyalah rekayasa opini publik yang dipenuh kebohongan.

Kepercayaan diri sebagai pribadi yang mandiri untuk berkomitmen pada kebenaran berdasarkan prinsip kejujuran, telah dirontokkan oleh kekhawatiran label status yang sesungguhnya sangat subyektif dan semu. Kecerdikan konspirasi (kebohongan) opini publik Abu Nawas, telah menumbangkan kebenaran dan kejujuran.

Akhirnya, kecerdasan tanpa kejujuran dan keberanian, takluk di bawah kecerdikan yang dilakonkan dengan penuh keberanian dan kepercayaan diri meski pun itu adalah kebohongan yang nyata.

Kasus legitimasi kebohongan versi Abu Nawas, bisa saja telah terjadi disekitar kita. Tentu, dengan aneka versinya.

Selamat istirahat..☕☕✍🤭😃

Jawaban Netizen atas Puisi Sukmawati Soekarno Poetri

PUISI IBU BERSYARIAT INDONESIA











Aku telah tahu Syariat Islam
Yang kusadari kini hijab Ibu ‌Indonesia sangatlah indah
Jauh lebih indah dari sari konde terbuka
Gerai tekukan mahkota terjaga tetap suci
Sesuci kertas putih yang bersih dari noda
Rasa ciptanya melahirkan sejuga bahagia
Menyatu dengan kodrat manusia sebenarnya
Kini aurat terjaga martabat naik tahta
Terlindung dari pandangan fitnah manusia

Lihatlah Ibu Bersyariah Indonesia
Saat penglihatanmu dibutakan dunia
Agar Engkau dapat merenungi dosa-dosa
Ketika kecantikan asli bangsa terjajah jahala
Jika Engkau ingin lebih cantik, sehat, berbudi, dan bertaqwa,
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu bersyariah Indonesia

Aku telah tahu Syariat Islam
Yang kusadari kini lantunan azan sangatlah indah
Jauh lebih indah dari alunan kidung pujangga
Lantunan takbir dan tahlilnya adalah ibadah
Semurni zikir-zikir cinta kepada Yang Maha Esa
Lafadz doanya adalah ajakan berjamaah
Sedikit demi sedikit segumpal hati tertegun
Butiran demi butiran air mata mengalir turun
Canting hijrah menghapus noda-noda kelam beruntun

Pandanglah Ibu Bersyariah Indonesia
Ketika pandanganmu semakin dikaburkan nafsu belaka
Agar Engkau lebih tahu betapa eloknya aurat bangsamu terjaga
Bukankah kita wajib hijrah lebih baik dari dahulu kala
Agar Ibu Indonesia dan kaumnya lebih beradab dan dirindukan surga.

(Hamba Allah, 3 Maret 2018)

Lima Pelaku Begal Ditembak Mati di Jembatan Srengsem Panjang


 Anggota Polisi yang berpose dengan gagah dan bangga setelah menembak mati kelima pelaku begal

Sabtu, 01 april 2017 jam 02.15 WIB. Tim Ranger Tekab 308 dipimpin Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung melakukan baku tembak dengan lima orang pelaku begal asal  Jabung, Lampung Timur di jembatan layang Srengsem Panjang, Bandar Lampung.

Pelaku yang berjumlah lima orang tersebut berhasil dibunuh dengan beberapa  tembakan di bagian tubuh mereka sehingga menghembuskan nafas terakhir.

Adapun para pelaku tersebut adalah sebagai berikut :
1. Safar bin Ahmad (20 th) warga desa Negara Batin kecamatan Jabung Lampung Timur.
2. Junaidi Ibrohim alias Yogi (20 th)  warga desa Negara Batin Kecamatan Jabung Lampung Timur.
3. Riko bin Ibroni (17 th) warga desa Negara Saka Kecamatan Jabung Lampung Timur.
4. Indra Saputra bin Abdul Muin (17 th)  warga desa Negara Saka Kecamatan Jabung Lampung Timur.
5. Herman Effendi bin Dalom Mansur (17 th) warga  Desa Negara Batin Kecamatan Jabung Lampung Timur.

Adapun barang bukti yang diamankan : 
1. Satu pucuk senpi Rakitan jenis Revolver dengan empat amunisi aktif dan satu selongsong amunisi yang telah di tembakkan
2. Dua duah buah gagang kunci Leter T dan enam anak mata kunci T. 
3. Tiga pucuk senjata tajam jenis celurit. 
4. Dua unit motor jenis Honda Beat X warna hitam No Pol. A 3040 MR dan Honda Kharisma warna Hitam dengan No.Pol B,

Kelima pelaku adalah residivis dan Target Operasi yang mana sudah didatakan oleh tim tekab 308 Polresta Balam karna merupakan pelaku curanmor / begal yang beraksi di wilayah bandar lampung dan sudah ada DPO nya Di Polresta Bandar Lampung dan Polsek Jajaran.

Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1719850001638207&id=100008396701207&p=10&av=100007200612032&refid=52&_ft_=qid.6403950965752427939%3Amf_story_key.-5470832874125483266%3Aog_action_id.1719850004971540%3Atop_level_post_id.1719850001638207

QS. Al-Maidah 51

Sudah tahu belum KISAH NYATA saat Al-Maidah 51 ditegakkan oleh Umar bin Khattab _radhiyallahu 'anhu_ ketika mengetahui bahwa salah satu pejabatnya adalah non-muslim?
____

“Suatu hari Umar bin Khathab _radhiyallahu 'anhu_ memerintahkan Abu Musa Al Asy’ari _radhiyallahu 'anhu_ untuk segera menunjuk pemimpin kepercayaan untuk pencatat pengeluaran dan pemasukan pemerintah Islam di Syam".

 
Abu Musa lalu menunjuk seorang yang beragama Nasrani dan Abu Musa pun mengangkatnya untuk mengerjakan tugas tadi.

Umar bin Khathab pun kagum dengan hasil pekerjaannya. Lalu Umar berkata: ‘Hasil kerja orang ini bagus, bisakah orang ini didatangkan dari Syam untuk rapat melaporkan laporan di depan kami?’.

Abu Musa menjawab: ‘Ia tidak bisa masuk ke tanah Haram (Mekkah dan Madinah)'.

Umar bertanya: ‘Kenapa? Apa karena ia junub?’.

Abu Musa menjawab: ‘Bukan, karena ia seorang Nasrani’.

Umar pun langsung marah, menegurku keras dan memukul pahaku dan berkata: ‘Pecat dia! cari dan angkat seorang muslim".

(maksud Umar; 'apa tidak ada muslim lain yang lebih baik, pasti Allah _subhanahu wa ta'ala_ telah menyediakan banyak calon pemimpin muslim yang lebih baik untuk umat', cari sampai ketemu).

Umar lalu membacakan ayat:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengangkat orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimp
inmu, sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengangkat mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka (kafir). Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim‘”. (QS. Al Maidah: 51)

(Sumber : Tafsir Ibnu Katsir, 3/132)

____

*Umar adalah Penduduk Surga Yang Berjalan di Muka Bumi*

Diriwayatkan dari Sa'id bin al-Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata, ketika kami berada di sisi Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wa sallam_, beliau bersabda,

“Sewaktu tidur aku bermimpi seolah-olah aku sedang berada di surga. Kemudian aku melihat seorang wanita sedang berwudhu di sebuah istana (surga), maka aku pun bertanya, ‘Milik siapakah istana ini?’ Wanita-wanita yang ada di sana menjawab, ‘Milik Umar.’ Lalu aku teringat dengan kecemburuan Umar, aku pun menjauh (tidak memasuki) istana itu.” Umar _radhiyallahu ‘anhu_ menangis dan berkata, “Mana mungkin aku akan cemburu kepadamu wahai Rasulullah.”

Masya Allah! Kala Umar masih hidup di dunia bersama Rasulullah dan para sahabatnya, namun istana untuknya telah disiapkan di tanah surga.

*Mulianya Islam dengan Kepemimpinan Umar*

Dalam sebuah hadisnya Rasulullah _shalallahu 'alaihi wasallam_ pernah mengabarkan betapa luasnya pengaruh Islam di masa Umar bin Khattab _radhiyallahu ‘anhu_. Beliau bersabda,

“Aku bermimpi sedang mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan penggerek. Datanglah Abu Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba dan dia terlihat begitu lemah menarik timba tersebut, -semoga Allah Ta’ala mengampuninya-. Setelah itu datanglah Umar bin al-Khattab mengambil air sebanyak-banyaknya. Aku tidak pernah melihat seorang pemimpin abqari (pemimpin yang begitu kuat) yang begitu gesit, sehingga setiap orang bisa minum sepuasnya dan juga memberikan minuman tersebut untuk onta-onta mereka.”

Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Kami menjadi kuat setelah Umar memeluk Islam.”

*Umar, yang paling tegas dalam menegakkan Islam*

Dari Aisyah, Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda, “Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.”

Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda, “Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.” (HR. Tirmidzi dalam al-Manaqib, hadits no. 3791)

Demikianlah di antara keutamaan Umar bin al-Khattab yang secara langsung diucapkan dan dilegitimasi oleh Nabi Muhammad _shallallahu ‘alaihi wa sallam_. Semoga Allah meridhai Umar bin Khattab

Sumber: _al-Bidayah wa an-Nihayah_

____

Adakah sahabat yang mulia, khalifah besar, Umar bin Khattab _radhiyallahu 'anhu_ membodohi siapapun dengan Al-Maidah:51 ?

Adakah pendapat manusia yang masih hidup saat ini, lebih patut dijadikan pegangan daripada pendapat Umar bin Khattab _radhiyallahu 'anhu_, salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga ?

Apakah yang memberatkan hati Anda untuk tidak bersegera men-SHARE tulisan ini dan meraih pahala karena mengingatkan dan menyampaikan kebenaran Islam?

Tentang riwayat dari Tafsir Ibnu Katsir di atas, Syaikh Al-Albaniy _rahimahullah_ berkata dalam *Irwaul Ghalil* (8/256) riwayat no. 2630:
*"Dikeluarkan oleh Al- Baihaqi ... Saya berkata: Dan ini sanadnya shohih."*
Diberdayakan oleh Blogger.