Yusuf Jabung

Mengabsahkan Kebohongan



Al Kisah, Abu Nawas berjalan di tengah pasar, sambil melihat ke dalam topinya, lalu tersenyum bahagia. Orang-orang pun heran, lalu bertanya;

“Wahai saudaraku Abu Nawas apa gerangan yang engkau lihat ke dalam topimu yang membuatmu tersenyum bahagia?”

“Aku sedang melihat surga yang dihiasi barisan bidadari.” Kata Abu Nawas dengan ekspresi meyakinkan.

“Coba aku lihat?” Kata salah seorang yang penasaran melihat tingkah Abu Nawas.

“Tapi saya tidak yakin kamu bisa melihat seperti apa yang saya lihat.” Kata Abu Nawas.

“Mengapa?” Tanya orang-orang di sekitar Abu Nawas yang serempak, karena sama-sama semakin penasaran.

“Karena hanya orang beriman dan sholeh saja, yang bisa melihat surga dengan bidadarinya di topi ini.” Kata Abu Nawas meyakinkan.

Salah seorang mendekat, lalu berkata; “Coba aku lihat.”

“Silahkan” kata Abu Nawas”

Orang itu pun bersegera melihat ke dalam topi, lalu sejenak menatap ke arah Abu Nawas, kemudian menengok ke orang di sekelilingnya.

“Benar kamu, Aku melihat surga di topi ini dan juga bidadari. Subhanallah!” Kata orang itu berteriak.

Orang-orang pun heboh ingin menyaksikan surga dan bidadari di dalam topi Abu Nawas, tetapi Abu Nawas mewanti-wanti, bahwa hanya orang beriman yang bisa melihatnya, tetapi tidak bagi yang kafir.

Dari sekian banyak yang melihat ke dalam topi, banyak yang mengaku melihat surga dan bidadari tetapi ada beberapa di antaranya yang tidak melihat sama sekali, dan berkesimpulan Abu Nawas telah berbohong. Mereka pun melaporkan Abu Nawas ke Raja, dengan tuduhan telah menebarkan kebohongan di tengah masyarakat.

Akhirnya, Abu Nawas dipanggil menghadap Raja untuk diadili.

“Benarkah di dalam topimu bisa terlihat surga dengan bidadarinya?”

“Benar paduka Raja, tetapi hanya orang beriman dan sholeh saja yang bisa melihatnya. Sementara yang tidak bisa melihatnya, berarti dia belum beriman dan masih kafir. Kalau paduka Raja mau menyaksikannya sendiri, silahkan..” Kata Abu Nawas.

“Baiklah, kalau begitu saya mau menyaksikannya sendiri.” Kata Raja. Tentu, Raja tidak melihat surga apalagi bidadari di dalam Topi Abu Nawas. Tapi Raja lalu berpikir, kalau ia mengatakan tidak melihat surga dan bidadari, berarti ia termasuk tidak beriman.

Akibatnya bisa merusak reputasinya sebagai Raja. Maka, Raja itu pun berteriak girang: “Engkau benar Abu Nawas aku menyaksikan surga dan bidadari di dalam topimu.

Rakyat yang menyaksikan reaksi Rajanya itu, lalu diam seribu bahasa dan tak ada lagi yang berani membantah Abu Nawas. Mereka takut berbeda dengan Raja, karena khawatir dianggap dan di cap kafir atau belum beriman.

Akhirnya, konspirasi kebohongan yang ditebar oleh Abu Nawas, mendapat legitimasi dari Raja. Boleh jadi, dalam hati, Abu Nawas tertawa sinis sambil bergumam; beginilah akibatnya kalau ketakutan sudah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan pun akan merajalela.

Ketika keberanian lenyap dan ketakutan telah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan akan melenggang kangkung sebagai sesuatu yang “benar.”

Ketakutan untuk berbicara jujur, juga karena faktor gengsi. Gengsi dianggap belum beriman, atau dengan alibi/alasan lainnya. Padahal, label gengsi itu hanyalah rekayasa opini publik yang dipenuh kebohongan.

Kepercayaan diri sebagai pribadi yang mandiri untuk berkomitmen pada kebenaran berdasarkan prinsip kejujuran, telah dirontokkan oleh kekhawatiran label status yang sesungguhnya sangat subyektif dan semu. Kecerdikan konspirasi (kebohongan) opini publik Abu Nawas, telah menumbangkan kebenaran dan kejujuran.

Akhirnya, kecerdasan tanpa kejujuran dan keberanian, takluk di bawah kecerdikan yang dilakonkan dengan penuh keberanian dan kepercayaan diri meski pun itu adalah kebohongan yang nyata.

Kasus legitimasi kebohongan versi Abu Nawas, bisa saja telah terjadi disekitar kita. Tentu, dengan aneka versinya.

Selamat istirahat..☕☕✍🤭😃

Derita Minoritas Muslim di Dunia

Kaum Muslim di negeri yang mayoritas penduduknya non-Muslim berteriak. Mereka menerima perlakuan diskriminatif yang akut. Tidak hanya ditekan secara politik dan ekonomi, mereka mengalami penindasan secara fisik, bahkan menghadapi genosida secara sistematis.

Anehnya, teriakan mereka tidak mendapat perhatian yang semestinya dari dunia. Penindasan dan pembantaian yang mereka alami seolah menjadi angin lalu. Negeri-negeri Muslim pun tak berbuat apa-apa untuk menyelamatkan mereka. Kaum minoritas Muslim ini harus berjuang sendiri untuk melangsungkan hidupnya di bawah kungkungan tirani mayoritas non-Muslim.

Inilah yang terjadi di beberapa negara di kawasan Asia. Nasib buruk dialami kaum Muslim Rohingya di Myanmar, Muslim Pattani di Thailand, Muslim Moro di Filipina, Muslim Cham di Kamboja, dan Muslim Uighur di Xinjiang Cina.

Muslim  Rohingya
Nasib tragis dialami minoritas Rohingya yang tinggal di utara Arakan, tepatnya di negara bagian Rakhine, Myanmar. Sebuah catatan menunjukkan, lebih dari 6.000 kaum Muslim meninggal dunia akibat kekejaman mayoritas Budha yang didukung junta militer Myanmar.

Akibat kekejaman itu ribuan Muslim Rohingya terpaksa mengungsi ke negara yang terdekat, yakni Bangladesh dan Malaysia, bahkan sampai di Aceh. Mereka yang tidak bisa meninggalkan negara itu harus menerima perlakuan kejam tentara.

Secara statistik, Muslim Rohingya di Myanmar tercatat sekitar 4,0 persen atau sekitar 1,7 juta jiwa dari total jumlah penduduk negara tersebut yang mencapai 42,7 juta jiwa. Menurut catatan pada dokumen Images Asia: Report On The Situation For Muslims In Myanmar pada Mei tahun 1997, jumlah ini menurun drastis. Sebelumnya jumlah kaum Muslim di sana sekitar 7 juta jiwa. Mereka kebanyakan datang dari India pada masa kolonial Inggris di Myanmar. Sepeninggal Inggris, gerakan antikolonialisasi di Myanmar berusaha menyingkirkan orang-orang dari etnis India itu, termasuk mereka yang memeluk agama Islam.

Tindakan diskriminatif itu terus berlangsung secara sistematis. Pada tahun 1978 dan 1991, pihak militer Myanmar meluncurkan operasi khusus untuk melenyapkan pimpinan umat Islam di Arakan sehingga memicu eksodus besar-besaran kaum Rohingya ke Bangladesh.

Junta militer Myanmar yang dikenal sebagai State Law and Order Restoration Council (SLORC) selalu berusaha untuk memicu adanya konflik rasial dan agama. Tujuannya untuk memecah-belah populasi sehingga rezim tersebut tetap bisa menguasai ranah politik dan ekonomi. Pada 1988, SLORC memprovokasi terjadinya pergolakan anti-Muslim di Taunggyi dan Prome. Lalu pada Mei 1996, karya tulis bernada anti-Muslim yang diyakini ditulis oleh SLORC tersebar di empat kota di negara bagian Shan. Ini mengakibatkan terjadinya kekerasan terhadap kaum Muslim.

Pada September 1996, SLORC menghancurkan masjid berusia 600 tahun di negara bagian Arakan dan menggunakan reruntuhannnya untuk mengaspal jalan yang menghubungkan markas militer baru daerah tersebut. Sepanjang Februari hingga Maret 1997, SLORC juga memprovokasi terjadinya gerakan anti-Muslim di negara bagian Karen.

Sejumlah masjid dihancurkan, al-Quran dirobek dan dibakar. Umat Islam di negara bagian itu terpaksa harus mengungsi. Berdasarkan catatan Myanmar Digest, pada 2005, muncul perintah bahwa anak-anak Muslim yang lahir di Sittwe, negara bagian Rakhine (Arakan), tidak boleh mendapatkan akta kelahiran.

Hasilnya, hingga saat ini banyak anak-anak yang tidak mempunyai akta lahir. Selain itu, National Registration Cards (NRC) atau kartu penduduk di negara Myanmar sudah tidak diberikan lagi kepada mereka yang memeluk agama Islam. Mereka yang sangat membutuhkan NRC harus rela mencantumkan agama Budha pada kolom agama mereka.

Sejak 1982, Undang-undang Kewarganegaraan Myanmar tak mengakui Muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar. Pemerintah menganggap mereka sebagai imigran ilegal dari Bangladesh atau keturunannya. Ini pula yang memicu Muslim Rohingya meninggalkan negara itu.

Kalaupun tak eksodus, mereka seperti terpenjara di tanah kelahiran mereka. Mereka tidak bisa bebas bepergian ke mana pun, sekalipun ke kota tetangga di negara tersebut. Junta militer selalu meminta surat resmi.

Walhasil, akibat kekejian junta militer, kini lebih dari 200 ribu orang tinggal di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh. Mereka hidup seadanya, sekadar menghindari kekejian di negaranya. Ini masih lumayan, soalnya nasib lebih buruk dialami ratusan orang lain yang terdampar di Thailand. Negeri Gajah Putih, tetangga paling dekat dengan Myanmar itu, menolak untuk menampung mereka.

Muslim Xinjiang, Cina
Nasib tragis terus dialami oleh Muslim Xinjiang, Cina. Ada sekitar 8,5 juta jiwa Muslim di wilayah ini dengan bangunan masjid sebanyak 23 ribu buah. Penduduk Cina sendiri mencapai 1,3 miliar jiwa. Mereka terus-menerus didera penderitaan luar biasa dan dicap sebagai teroris.

Xinjiang adalah sebuah daerah otonomi—bukan provinsi—di Cina. Nama lengkapnya adalah Daerah Otonomi Uighur Xinjiang. Wilayah ini berbatasan dengan Daerah Otonomi Tibet di sebelah selatan dan Provinsi Qinghai serta Gansu di tenggara. Xinjiang juga berbatasan dengan Mongolia di sebelah timur, Rusia di utara, serta Kazakstan, Kirgistan, Tajikistan, Afganistan dan Kashmir di barat.

Penduduk asli Xinjiang berasal dari ras-ras Turki yang beragama Islam, terutama suku Uighur (45,21 persen) dan suku Kazakh (6,74 persen). Selain itu, di Xinjiang juga terdapat suku Han yang merupakan suku mayoritas di Cina.

Secara statistik, sebenarnya kaum Muslim Uighur mayoritas di Xinjiang, tetapi hari demi hari mereka kian terpinggirkan. Istilah ‘daerah otonomi’ yang ditetapkan Pemerintah Cina cuma sekadar nama. Agama dan budaya mereka ditekan habis-habisan oleh Pemerintah Cina. Dalam bidang ekonomi, orang-orang dari suku Han-lah yang berkuasa, termasuk menguasai ladang-ladang minyak dan jalur-jalur perdagangan.

Selain kaya akan mineral, minyak bumi, dan gas—cadangan terbesar di Cina, Xinjiang sangat penting secara geopolitik. Maka dari itu, demi mengontrol Xinjiang, berbagai langkah dilakukan Pemerintah Cina, termasuk membelenggu hak warga Muslim untuk menjalankan ritual dan ajaran agamanya. Sekadar contoh, keberadaan sekolah Islam, masjid dan imam dikontrol secara ketat.

Dalam kurun waktu 1995 hingga 1999, pemerintah telah meruntuhkan 70 tempat ibadah serta mencabut surat izin 44 imam. Pemerintah juga menerapkan larangan ibadah perorangan di tempat-tempat milik negara. Larangan ini mencakup larangan shalat dan berpuasa pada bulan Ramadhan di kantor atau sekolah milik negara.

Tekanan yang luar biasa baik dari negara dan suku Han inilah yang memicu mereka untuk memilih memisahkan diri dari Cina. Rencana itu kian membuat pemerintah Cina mencengkeram Xinjiang dan menindas kaum Muslim di sana. Korban-korban berjatuhan dalam beberapa bulan terakhir.

Muslim Pattani, Thailand
Kaum Muslim di Thailand bagian selatan merasa tak kuat lagi berada di bawah kekuasaan Raja Thailand. Kekejaman dan penderitaan yang mereka alami selama di bawah pemerintahan Budha menjadikan mereka berniat memisahkan diri. Berbagai upaya dilakukan, tetapi kandas karena pemerintah Thailand menghadapinya dengan moncong senapan yang jauh lebih kuat dan canggih.

Muslim di Thailand berada di tiga provinsi yakni Yala, Pattani, dan Narathiwat. Jumlah mereka tidak banyak, hanya sekitar 1,8 juta jiwa. Ini jumlah yang kecil dibandingkan penduduk Thailand yang berjumlah lebih dari 64 juta jiwa.

Penderitaan yang mereka alami bukan suatu yang baru. Sejak awal kaum Muslim Pattani ini harus menerima ‘Siamisasi’ di segala bidang. Ini yang sulit diterima oleh mereka karena budaya yang sangat berbeda. Siamisasi berarti ‘Budhaisasi’.

Memang, Muslim Pattani sangat berbeda dengan penduduk Thailand pada umumnya. Pada mulanya Pattani adalah sebuah kerajaan Islam. Mengutip buku Thailand 2007 yang diterbitkan pemerintah setempat, Provinsi Pattani bersama dengan Provinsi Songkhla, Yala dan Narathiwat, keempatnya dijuluki sebagai Pattani Darussalam yang berarti gabungan dari empat provinsi mayoritas Muslim di selatan Thailand.

Thailand sendiri menguasai negeri Muslim itu pada 1875. Ketika Inggris menguasai Semenanjung Malaka, terjadilah pembagian kekuasaan. Wilayah Pattani tetap dikuasai Thailand, sedangkan Perlis dan daerah yang menjadi negara Malaysia sekarang dikuasai Inggris.

Kerajaan Thailand dalam perkembangannya melakukan tindakan diskriminasi terhadap mereka. Di antaranya berupa ketidakadilan dalam segala bidang. Secara ekonomi, perkembangan Pattani jauh tertinggal dibandingkan dengan wilayah yang mayoritas Budha.

Bahkan secara eksplisit, masyarakat Pattani dibelenggu kebebasannya, khususnya dengan pemberlakuan undang-undang yang silih berganti mulai dari darurat militer, darurat sipil hingga UU terorisme.

Hingga saat ini masyarakat Muslim Pattani hidup dalam ketakutan, mirip suasana Aceh pada masa Daerah Operasi Militer/DOM. Kehidupan mereka diawasi secara ketat oleh militer Thailand. Kekejaman tentara Thailand itu tercatat dalam peristiwa pembunuhan massal di Masjid Kerisek di Pattani dan Tak Bai di wilayah Menara (2004) dan di Masjid Al-Furqan di wilayah Menara (2009). Hampir 100 orang mati di tangan tentara saat itu. Itu belum termasuk pemerkosaan yang dialami para gadis Muslimah dan perusakan generasi muda Muslim dengan narkoba.

Kondisi inilah yang membuat gerakan-gerakan Pembebasan Pattani Darusalam bangkit untuk melakukan perlawanan hingga detik ini.

Muslim Moro, Filipina
Seperti di negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim lainnya, diskriminasi terhadap minoritas Muslim sangat kental oleh negaranya, tak terkecuali kaum Muslim Moro di Filipina. Di negara yang dulunya pernah berpenduduk mayoritas Muslim itu, jumlah kaum Muslim tinggal 5-7 juta jiwa atau 8,5 persen dari penduduk Filipina sebanyak 66 juta jiwa.

Dibandingkan dengan saudara-saudara mereka yang non-Muslim, kaum Muslim yang banyak berdiam di Pulau Mindanao ini kondisinya jauh tertinggal. Ini karena pemerintah Filipina menganggap mereka sebagai pemberontak. Padahal wilayah itu adalah daerah yang paling subur dan kaya dengan sumber alam di Filipina. Namun fakta menunjukkan, daerah ini menjadi wilayah paling miskin di negara itu dan tidak ada pembangunan, setelah konflik yang dimulai sejak empat dekade lalu. Pemerintah Filipina melarang kaum Muslim memerintah di wilayahnya sendiri dan mengontrol kekayaan mereka.

Tak aneh jika mereka merasa masih dijajah. Karena itu, tak lama setelah kemerdekaan, kaum Muslim di sana melakukan perlawanan terhadap pemerintah. Pemberontakan itu memuncak pada tahun 1970-an. Perlawanan mereka sebenarnya tak lepas dari sejarah panjang. Sejak zaman penjajahan Spanyol, kaum Muslim berusaha mengusir penjajah yang kafir tersebut. Ini terutama dilakukan oleh para sultan yang ada di selatan Filipina. Sultan-sultan itu tidak bisa ditundukkan oleh Spanyol. Namun, usaha itu menemui kegagalan. Justru Filipina sebelum dijajah Spanyol masih mayoritas Muslim, berubah menjadi Katolik, kecuali di bagian selatan.

Tindakan kekejaman dimulai dengan berkuasanya Spanyol. Itu terus terjadi ketika Amerika menjajah Filipina. Lagi-lagi Muslim jadi sasaran. Dengan tipudaya, Amerika mencerai-beraikan kaum Muslim Moro dan menindasnya. Begitu pula ketika Filipina merdeka 1946, pemerintah yang terbentuk pun melanjutkan kebijakan yang sama, yakni menindas kaum Muslim.

Muslim Kamboja
Di Kamboja, nasib kaum Muslim sempat mengalami penderitaan yang luar biasa di bawah rezim Khmer Merah. Kaum Muslim yang jumlahnya sekitar enam persen dari penduduk Kamboja yang mayoritas Budha harus hidup dalam tirai besi rezim komunis. Rezim militer itu tercatat melakukan penganiayaan; pembunuhan, penyiksaan, pengusiran; termasuk juga penghancuran masjid-masjid dan sekolahan. Kaum Muslim dilarang mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Selama Khmer Merah berkuasa, lebih dari 500 ribu Muslim dibunuh. Juga ada pembakaran beberapa masjid, madrasah dan mushaf serta pelarangan menggunakan bahasa Campa—bahasa  kaum Muslim di Kamboja.

Meski Khmer Merah telah jatuh, kondisi kaum Muslim di Kamboja belum banyak berubah. Mereka tergolong miskin dan mendiami sepanjang Sungai Mekong. Hanya saja hantu penindasan mulai hilang.

Dunia Bisu
Kendati banyak fakta pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di berbagai negara yang mayoritas non Muslim itu, dunia tak banyak berbuat. Mereka hanya mengeluarkan kecaman dan kutukan. Diskusi dan pertemuan hanya menghasilkan keputusan yang tidak bisa menghentikan tindak kekejian secara langsung.

Dalam kasus Rohingya, misalnya.  Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan menyatakan keprihatinan mendalam atas kekerasan yang terjadi terhadap umat Muslim Rohingya di Myanmar. Hal yang sama dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Sekadar basa-basi. Nyatanya banyak penderitaan yang dialami kaum Muslim dari mulai Pattani, Moro, sampai Rohingya, Indonesia tak terlihat perannya untuk menyelamatkan saudara-saudara mereka.

Setali tiga uang sikap Organisasi Konferensi Islam (OKI). Seperti yang sudah-sudah, OKI selalu mengutuk kekejaman terhadap kaum Muslim tanpa bisa berbuat banyak. Berbagai pertemuan OKI digelar dengan hasil nol besar. Mereka sekadar menggelar ritual pertemuan untuk menunjukkan eksistensi organisasi.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sibuk berencana untuk mengeluarkan resolusi dalam berbagai sidangnya. Tak pernah ada cerita PBB mengirimkan pasukan untuk mencegah kekejaman yang dialami kaum Muslim, kecuali ada kepentingan politik di belakangnya. Sebaliknya, PBB justru ada di balik pembantaian kaum Muslim seperti yang  terjadi di Bosnia Herzegovina.

Sikap PBB ini untuk kesekian kalinya membuktikan adanya standar ganda Barat terhadap Dunia Islam. Mereka seolah ‘merestui’ pemusnahan kaum Muslim dari muka bumi. Sebaliknya, begitu ada pelanggaran terhadap kaum non-Muslim—khususnya Kristen/Katolik—organisasi itu sangat sigap.

Maka dari itu, tak pernah ada cerita soal pasukan perdamaian yang melindungi warga Moro, warga Pattani, warga Xinjiang, warga Palestina dan warga Muslim lainnya di seluruh dunia. Inilah fakta kaum Muslim, tertindas di negerinya dan juga ditindas secara tidak langsung oleh konspirasi global dunia. [Humaidi]
sumber: majalah al-wa’ie

Konspirasi Bangsa-bangsa Kafir Menjatuhkan Umat Islam Tanda Akhir Zaman

Di antara tanda kiamat adalah bangsa-bangsa kafir berkonspirasi menghancurkan umat Islam. Dalam hadits dari Tsauban diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hampir saja bangsa-bangsa memangsa kalian sebagaimana orang-orang lapar menghadapi meja penuh hidangan.”Seseorang bertanya, “Apa kami saat itu sedikit?” Jawab beliau, “Bahkan kalian saat itu banyak, akan tetapi kalian seperti buih di laut. Allah sungguh akan mencabut rasa takut dari dada musuh kalian, dan Allah sungguh akan mencampakkan penyakit wahn kepada hatimu.” Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apa itu wahn?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.”

Hal ini telah terbukti lebih dari sekali dalam sejarah. Bangsa-bangsa Salibis-Kristen berkelomplot menyerang umat Islam. Bangsa Tartar pernah menyerbu dunia Islam. Ramalan Rasul ini terjadi pada zaman sekarang dengan gambaran yang lebih jelas. Kristen, Yahudi dan Atheis bersekongkol menghancurkan Khilafah Islamiyah.

Setelah berhasil, mereka kemudian membagi-bagi daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Khilafah Islmiyah. Mereka memberikan Palestina ke bangsa Yahudi. Kaum muslim menjadi lebih lemah daripada anak yatim. Kekuatan busuk internasional sampai saat ini masih melakukan konspirasi untuk menghancurkan umat Islam, mengisap kekayaannya, merampas sumber alamnya, dan menghinakan tokoh-tokohnya. Sementara umat Islam sangat lemah, dan kuantitasnya tidak bermanfaat, bagaikan buih di lautan. Penyebabnya, sebagaimana dikatakan Rasul, adalah penyakit wahn: cinta dunia dan takut mati.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWJsYAi8Z6_daayU0aQ-XUgy4RN1aFZeQJ0gYOltzw88i6IFtabU8hCag1ztG6Qb0oL_1W-v7RCyENx_ddU49zQuuuF_h_h3zJU0p4W-AuQi1PqNhW5i_mV5rtUJ3ffaI48AKqSrvp7pY/s320/konspirasi.jpg

Rahasia Konspirasi Ini

Sesungguhnya sikap memegang teguh agama dan persatuan umat Islam dapat menjadi batu penghalang melawan ambisi musuh-musuhnya. Bagaimana pun bentuk konspirasi dan kekuatan mereka, mereka tak akan dapat menguasai umat Islam dengan syarat umat Islam bersatu.

Dalam hadits yang diriwayatkan Tsauban Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh aku meminta kepada Tuhanku agar umatku tidak dibinasakan oleh bencana kekeringan dan agar umat Islam tidak dikuasai musuh yang menghancurkan jamaah mereka, kecuali oleh diri mereka sendiri. Sesungguhnya Tuhanku berfirman, ‘Hai Muhammad, sungguh jika Aku telah membuat keputusan, maka tak dapat ditolak. Dan sungguh Aku memutuskan untuk umatmu bahwa Aku tidak membinasakan mereka dengan bencana kekeringan, dan bahwa mereka tidak dikuasai oleh musuh yang ingin menghancurkan mereka kecuali oleh mereka sendiri, walau pun musuh-musuh itu semuanya berkumpul untuk (mneghancurkan) umat, sehingga mereka saling menghancurkan dan saling mencela.”

Dari hadits di atas, jelaslah bahwa persatuan umat dapat melindungi umat dari konspirasi musuh-musuhnya. Sebaliknya, jika terjadi perpecahan dan permusuhan di kalangan umat Islam, Allah akan membuat mereka dikuasai oleh musuh. Ini adalah konsekuensi logis, karena kekuatan umat pada saat itu tidak terkonsentrasi pada musuh, tetapi pada diri sendiri, sekaligus membuat musuh-musuhnya semakin berhasrat menghabisi mereka.



PERSATUAN umat Islam sangat penting. Mengapa? Karena hal inilah yang dapat menjadi kekuatan bagi umat Islam untuk melawan musuh-musuhnya. Tapi apa yang terjadi sekarang ini? Umat Islam cenderung individualisme, tak memperdulikan saudaranya yang lain. Mereka juga asik dengan dunianya sendiri. Padahal, mendekati akhir zaman, akan adanya konspirasi bangsa-bangsa terhadap umat Islam.

Prediksi Perang Akhir Zaman Sampai Dengan Kiamat

Prediksi Perang Akhir Zaman Sampai Dengan Kiamat
  1. Perang akhir zaman atau perang dunia ketiga atau al-malhamah al-kubra, nampaknya akan segera dimulai dengan banyak tanda-tandanya, diantaranya perang di Palestina, perang di Suriah dan ditembaknya pesawat Su-24 Rusia oleh pesawat F 16 Turki.
  2. Perang berpusat di Syam dan sekitarnya (Suriah, Palestina, Yordania dan Libanon). Sesuai diriwayatkan dalam banyak hadits, antara lain, “ Sesungguhnya benteng kaum muslimin di hari malhamah al kubra (perang besar)yaitu di Ghutoh dekat Damaskus, di antara kota-kota terbaik di Syam.” (HR Ahmad, At-Tabrani dan Al-Hakim)
  3. Sejarah nampaknya akan berulang, sebagaimana diabadikan dalam surat ar-Ruum (Lihat surat Ar-Ruum). Awal surat tersebut menceritakan perang antara dua super power Romawi dan Parsia. Rasulullah saw dan sahabatnya lebih cenderung dan mendukung Romawi (Nashrani) karena kedekatan aqidah. Sementara kaum kafir Quraisy mendukung Parsia, karena sama-sama musyrik.
  4. Sesuai dengan Surat Al-Maa-idah 82-85, maka orang-orang Nashrani lebih dekat dengan umat Islam. Bahkan dalam banyak riwayat hadits bangsa Barat akan banyak yang masuk Islam dan memiliki banyak kelebihan.
  5. Perang akhir zaman ini akan terjadi dengan tiga kekuatan besar yaitu blok Barat (Nashrani), blok Timur (musyrik) dan Blok Islam. Blok negara-negara Islam nampaknya akan bersekutu dengan Blok Barat (Nato) melawan Blok Timur.
  6. Blok Barat diantaranya, Amerika, Eropa dan negera-negara muslim, seperti Turki, Arab Saudi, Qatar, Mesir dll. Sedang blok Timur, seperti Rusia, Cina, Iran dll.
  7. Di akhir zaman akan banyak sekali kerusakan, pembunuhan dan fitnah. Fitnah penguasa yang zhalim, seperti Asad di Suriah, As-Sisi di Mesir, fitnah nabi palsu, seperti Mirza Ghulam Ahmad yang membuat agama Ahmadiyah, fitnah ISIS, Syiah, sekulerisme, hedonisme dan puncaknya akan muncul fitnah Dajjal.
  8. Di Palestina dan sekitarnya akan senantiasa ada mujahidin dari umat Islam yang komitmen dengan kebenaran Islam sampai turunnya nabi Isa as sebagai umat nabi Muhammad saw.
  9. Negara-negara Islam di Timur Tengah semakin menguat dan bersatu. Sementara penguasa-penguasa zhalim yang ditopang oleh barat dan atau timur akan jatuh dan dunia Islam akan dikuasai oleh pemerintahan Islam.
  10. Muhammad bin Abdullah dari keturunan Al-Hasan bin Ali. Ra.
  11. Dajjal keluar dari wilayah Timur, Isfahan dibantu 70.000 tentara Yahudi dan bergabung juga 70.000 tentara lain dari Tartar dan Khurasan, berperang melawan umat Islam.
  12. Dajjal yang bermata satu dan terdapat tulisan kafir diantara matanya akan membawa fitnah dan kerusakan yang hebat. Banyak membuat keajaiban, bahkan mengaku Tuhan. Hadits yang diriwayatkan oleh At-Tamim Ad-Dari, kisah paling kuat tentang Dajjal dan tempat diamana sekarang dia berada.
  13. Nabi Isa as turun di menara Putih masjid sebelah timur Damasqus Suriah, mengajak kaum Nasrani masuk Islam, menghancurkan salib dan memimpin perang melawan Dajjal dan Yahudi.
  14. Terjadi perang besar antara umat Islam dengan Yahudi di Palestina, sampai batu dan pohon berbicara kepada umat Islam untuk membunuh Yahudi. Dajjal berhasil di bunuh oleh nabi Isa as di sebuah tempat bernama Lud, dan peperangan dimenangkan oleh umat Islam.
  15. Ya’juj dan Ma’juj keluar berbondong-bondong menyerang umat Islam. Nabi Isa dan umat Islam berdoa dan ya’juj dan Ma’juj binasa.
  16. Khilafah Islam tegak, nabi Isa as akan menjadi pemimpin yang adil dan memimpin dunia untuk beberapa tahun lamanya. Umat Islam dalam keadaan aman dan sejahtera.
  17. Disaat menjelang kiamat juga muncul binatang melata yang dapat berbicara dengan manusia, menjelaskan status manusia, baik yang beriman maupun yang kafir.
  18. Menjelang kiamat, berhembus angin yang mewafatkan semua umat Islam dimana saja mereka berada.
  19. Terjadi kerusakan yang merata di seluruh dunia. Termasuk Mekkah dan Madinah.
  20. Sangkakala hari Kiamat ditiup oleh malaikat, matahari terbit sebelah barat dan mulailah proses kiamat, kerusakan seluruh alam semesta. Kehidupan dunia selesai dan berawal proses kehidupan akhirat. Setiap manusia akan memperoleh balasan sesuai dengan amalnya.
Wallahu a’lam bishawwab

Sumber : www.fimadani.com

Sejarah Indonesia yang Sengaja dipalsukan Oleh Yahudi.


Sejak di Sekolah Dasar nilai-nilai dan pengetahuan tentang sejarah negeri ini mulai di ajarkan, dan berlanjut hingga Sekolah Menengah Atas. Namun setelah masuk di perguruan tinggi sebagian orang mulai berfikir mengenai sejarah asli Indonesia ini.

Mungkin anda tidak menyangka kalau sejarah Indonesia ternyata menjadi salah satu korban konspirasi Yahudi ? Tapi inilah kenyataannya, banyak fakta-fakta tentang Indonesia yang mereka (kolonial Belanda/VOC) gelapkan demi misi mereka mengkristenisasikan Indonesia. Tidak hanya lika-liku Islam di Indonesia, tetapi juga biodata tokoh pejuang yang mereka rahasiakan.

Dalam kesempatan ini, saya ingin membeberkan kebenaran yang sebenarnya tentang Indonesia, simak berikut ini :

Versi palsu :
  1. Islam masuk ke Nusantara baru pada abad ke-13 Masehi yang dibawa para pedagang dari Gujarat, India.
  2. Snouck Hurgonje merupakan peneliti Islam Belanda yang masuk Islam dan belajar di Mekkah, serta mengubah namanya dengan Abdul Ghaffar.
  3. Kerajaan pertama di Nusantara adalah kerajaan Hindu Tarumanegara yang berdiri pada abad ke-4 Masehi di Jawa Barat.
  4. Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara merupakan kerajaan-kerajaan kecil yang tidak mempunyai pengaruh.
  5. Invasi penjajah Portugis, Spanyol dan Belanda tidak ada kaitannya dengan misi Salib. Penyebaran agama Kristen dilakukan dengan damai dan penuh cinta kasih.
  6. Kerajaan Aceh Darussalam tidaklah besar dan kekuasaannya tidak mencapai atau tidak sampai seluas melebihi wilayah Asia tenggara.
  7. Maluku dan Ambon merupakan wilayah kristen.
  8. Fatahillah adalah orang pertama yang mengislamkan Jakarta.
  9. Nama asli Pattimura adalah Thomas Matullesy, lahir di Saparua dan beragama Kristen.
  10. Si Simangaraja XII merupakan Raja Batak yang beragam Palbegu, agama leluhur orang batak.


Lihat Faktanya Berikut Ini :

FAKTANYA :
  1. Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 M, dibawa oleh para pedagang Arab, langsung dari Mekkah. Ada bukti yang sangat mendukung, salah satunya banyak temuan arkeolog yang menyebutkan di tahun 674 M telah berdiri satu kampung Islam di pesisir Barat Sumatera Utara yang bernama Barus. Bahkan salah satu raja Sriwijaya Budha yang bernama Sri Indrawarman yang masuk Islam.
  2. Snouck Hurgonje tidak pernah masuk Islam. Dia hanya berpura-pura sebagai Muslim. Saat meninggal, ia dikubur dengan prosesi Kristen.
  3. Kerajaan Nusantara pertama adalah kerajaan Salakanagara yang berdiri di pesisir Utara Jawa Barat pada abad ke-1 M.
  4. Kerajaan Islam di Nusantara merupakan kerajaan-kerajaan besar, bahkan kekuasaanya lebih besar dari imperium kerajaan Hindu. Salah satunya adalah kerajaan Aceh Darussalam yang kekuasaannya hampir mencapai Turki. Kerajaan ini menyatukan diri dengan kerajaan Turki Utsmaniyah, buktinya bisa dilihat pada bendera Aceh tempo dulu yang tidak jauh dari bendera Turki Utsmaniyah.
  5. Invasi penjajah Portugis, Spanyol dan Belanda tidak lepas dengan penyebaran misi salib. Dilakukan dengan jalan kekerasan, pembantaian, pemaksaan dll. Hal ini diakui oleh banyak sejarawan barat.
  6. Kerjaan Aceh Darussalam sangat mendunia. Willfred Cantwell Smith dalam bukunya Islam in Modern History menyebutkan kalau Aceh merupakan 1 dari 5 kerajaan Islam yang merupakan tonggak Muslim saat itu.
  7. Maluku merupakan wilayah Islam, daerah ini sudah di datangi pedagang Arab dua setengah abad lebih dulu dari katolik. Nama Maluku berasal dari bahasa Arab ‘Al-Mulk’ yang memiliki arti ‘Tanah Para Raja.
  8. Orang pertama yang mendakwahkan Islam di Jakarta adalah Syekh Quro, yang dibantu oleh ulama lain seperi Datuk Ibrahim.
  9. Pattimura merupakan marga Muslim, dengan nama asli Ahmad Lussy, lahir di Bacan. Merupakan bangsawan dari kerajaan Islam Saluhau.
  10. Si Simangaraja XII merupakan Islam tulen. Cap kerajaan dan benderanya sangat lengket dengan ornamen-ornamen Islam.

Sumber : www.suratkabar.co

Fakta Sejarah : Benua Amerika adalah Negeri Muslim yang dimurtadkan


Benua Amerika yang kita kenal saat ini ternyata memiliki hubungan sejarah yang sangat kuat dengan Islam. Nampak sekali dari banyaknya jejak-jejak peninggalan yang tersisa dan masih bisa kita saksikan sampai detik ini, yang paling banyak adalah jejak tentang nama-nama wilayah yang sangat identik dengan Islam. Amerika sudah mengenal Islam, jauh sebelum para perompak dari Eropa datang. Islam sudah menjadi kultur budaya di Amerika hingga akhirnya punah dan dimurtadkan oleh para misionaris kristen asal Eropa. 
Jika Anda mengunjungi Washington DC, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Lantas, mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama Abdel Khak dan Muhammad Ibnu Abdullah.
Amerika-Negeri Muslim-1-suku-cherokee-jpeg.imageIsi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat, sedangkan kaum laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut.
Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati.

Amerika-Negeri Muslim-2-Rmadhan Ibnu Wati-jpeg.image
Ramadhan Ibnu Wati

Berbicara tentang suku Cherokee, tidak bisa lepas dari Sequoyah. Ia adalah orang asli suku cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary, suku mereka pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara. Jika kita sekarang mengenal abjad A sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri.
Yang membuatnya sangat luar biasa adalah, aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata ”Muhammad” dalam bahasa Arab.
Bukti dalam sumber-sumber Barat:

  1. Profesor Barry Fell (Baca: Biografi Sejarah dari Wikipedia), pensiunan dosen dari Harvard University dan juga anggota dari American Academy of Science dan Seni, Royal Society, epigrafi Society dan Masyarakat Penemuan Ilmiah dan Purbakala, bersikeras tentang kedatangan Islam di Amerika pada tahun 650-an, 2 prediksi pendapat ini pada kaligrafi Cufic adalah peradaban yang ditemukan di berbagai penggalian di seluruh Amerika. Jika kata-kata Profesor Fell memiliki nilai kebenaran, maka umat Islam telah tiba di Amerika selama era Khalifah Utsman, atau setidaknya di masa Ali, khalifah keempat.
  1. Bukti kedua yang ditawarkan oleh Profesor Fell adalah bahwa tulisan “In the Name of Allah” (gambar 1). Demikian juga, batu bantalan tulisan “Muhammad adalah Nabi Allah” (gambar 2) adalah berkaitan dengan era yang sama. Seperti terlihat dengan perbandingan dua gambar, prasasti tidak dalam gaya modern Arab, sebaliknya mereka berada dalam gaya Cufic, relevan dengan abad ketujuh.
Amerika-Negeri Muslim-3-gambar 1-jpeg.image
Gambar 1
Orang-orang Arab, sesuai dengan temuan Profesor Fell, menetap di Nevada selama abad ketujuh dan kedelapan. Keberadaan awal dari sebuah sekolah, yang diajarkan Islam dan ilmu pengetahuan, khususnya navigasi, telah terungkap setelah penyelidikan arkeologi yang dilakukan oleh Profesor Heizer dan Baumhoff of California Universitas sekitar WA 25 di situs Nevada. Penggalian di Nevada telah menemukan tulisan di naskhi Arab dan gaya Cufic yang tertulis di batu yang membawa informasi tentang sekolah ini (gambar 3).
  1. Pada abad kedua belas, Athapcan Tribe, terdiri dari Apache asli dan Navajos, menyerbu wilayah yang dihuni oleh orang-orang Arab. Pribumi yang buta huruf terpesona dengan sekolah-sekolah yang didirikan oleh orang-orang Arab, dan, mungkin dengan bantuan tawanan, berusaha meniru subyek yang sama, mengubah bentuk geometris menjadi binatang mitos, yang dilakukan selama berabad-abad.
  1. Gambar 5 adalah tulisan Cufic ditemukan pada tahun 1951 di White Mountains, dekat dengan kota Benton di perbatasan Nevada. Kata-kata Setan maha mayan, yaitu Iblis adalah sumber dari segala kebohongan, telah ditulis dalam gaya Cufic khas abad ketujuh.
    Amerika-Negeri Muslim-4-gambar 2-jpeg.image
    Gambar 2
  1. Sekali lagi, sebuah prasasti batu milik pasca-650 CE, bantalan huruf Cufic H-M-I-D,  kata Hamid (gambar 6). Tulisan Arab lain yang ditemukan di bebatuan Atlata di Valley of Fire di Nevada.
  1. Seorang Penulis Jurnal Amerika, saat bepergian dari Malden ke Cambridge di negara bagian Massachusetts pada tahun 1787, menulis, Pendeta Thaddeus Mason Harris melihat beberapa koin ditemukan oleh pekerja selama pembangunan jalan. Para pekerja, tidak mempedulikan koin tersebut. Akibatnya, Harris memutuskan untuk mengirim uang tersebut ke perpustakaan Harvard College untuk pemeriksaan (gambar 7). Penelitian menghasilkan bahwa ini sebenarnya adalah Samarqand Dirham dari abad kedelapan dan kesembilan. Seperti dapat dilihat pada gambar, koin nyata menampilkan prasasti La ilaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah (Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul-Nya) dan Bismillah (dengan nama Allah).
  1. Amerika-Negeri Muslim-5-gambar 3-jpeg.image
    Gambar 3
    Gambar 8 menunjukkan sepotong batu ditemukan di sebuah gua di wilayah Corinto di El Salvador. Bantalan prasasti Malaka Haji Malaya ini telah diidentifikasi sebagai prasasti abad ketiga belas yang menunjukkan kedatangan Muslim di Amerika Selatan, yang mungkin datang dari suatu tempat di daerah Indonesia.

Secara umum, suku-suku Indian di Amerika juga percaya adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Tuhan itu tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini, tugas utama manusia yang diciptakan Tuhan adalah untuk memuja dan menyembah-Nya. Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa: ”In the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of prayer-the daily recognition of the Unseen and the Eternal.” Bukankah Al-Qur’an juga memberitakan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk beribadah pada Allah.
Subhanallah… Bagaimana bisa Kepala suku Indian Cheeroke itu Muslim? Sejarahnya panjang.
PENEMU BENUA AMERIKA PERTAMA ITU ADALAH LAKSAMANA CHENG HO (SEORANG MUSLIM DARI CINA), BUKAN COLOMBUS

Amerika-Negeri Muslim-6-gambar 4-jpeg.image
Gambar 4

Semangat orang-orang Islam dari Cina saat itu untuk mengenal lebih jauh planet (tentunya saat itu nama planet belum terdengar) tempat tinggalnya, selain untuk melebarkan pengaruh, mencari jalur perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah Islam, mendorong beberapa pemberani di antara mereka untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu.
Beberapa nama tetap begitu kesohor sampai saat ini bahkan hampir semua orang pernah mendengarnya, sebut saja Tjeng Ho dan Ibnu Batutta, namun beberapa lagi hampir-hampir tidak terdengar dan hanya tercatat pada buku-buku akademis.
Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan Muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun 1369).
Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 – 957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan bahwa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 – 912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan membawa berbagai harta yang menakjubkan.

Amerika-Negeri Muslim-7-gambar 5-jpeg.image
Gambar 5

Sesudah itu banyak pelayaran yang dilakukan untuk mengunjungi daratan di seberang Lautan Atlantik, yang gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.
Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba (Palos) di Spanyol ke barat menuju ke lautan lepas yang gelap dan berkabut, Lautan Atlantik. Mereka berhasil kembali dengan membawa barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang asing.
Beliau juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009), seorang navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat meninggalkan pelabuhan Kadesh pada Februari tahun 999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary).

Amerika-Negeri Muslim-8-gambar 6-jpeg.image
Gambar 6
Ibn Farrukh berkunjung kepada Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada Mei 999.
Amerika-Negeri Muslim-9-gambar 7-jpeg.image
Gambar 7
Perlayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307), raja keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr. Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam.
Amerika-Negeri Muslim-10-gambar 8-jpeg.image
Gambar 8

Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan seksama. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekspedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu.
Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 – 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 – 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.

Amerika-Negeri Muslim-10-Sequoyah atau yang Dikenal dengan George Gist-jpeg.image
Sequoyah atau yang Dikenal dengan George Gist

Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517. Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat.
Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan di dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat pada tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517.
Peta ini menunjukkan letak belahan bumi bagian barat, Amerika Selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat.

Amerika-Negeri Muslim-11-Voyages_of_Zheng_He_1405-33-jpeg.image
Voyages_of_Zheng_He_1405-33
Columbus sendiri mengetahui bahwa orang-orang Carib (Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia paham bahwa orang-orang Islam telah berada di sana, terutama orang-orang dari Pantai Barat Afrika. Mereka mendiami Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperbudak rakyat Amerika, orang-Orang Islam datang untuk berdagang dan bahkan menikahi orang-orang pribumi.
Amerika-Negeri Muslim-14-abdul hamid II ottoman-sultan-jpeg.image
Sultan Abdul Hamid II Ottoman

Lebih lanjut Columbus mengakui pada 21 Oktober 1492, 70 tahun dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba melihat sebuah masjid (berdiri di atas bukit dengan indahnya menurut sumber tulisan lain). Sampai saat ini sisa-sisa reruntuhan masjid telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Namun, tidak seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperbudak, bahkan membantai rakyat Amerika asli (baca: Kebohongan Amerika tentang Christopher Columbus), Orang-Orang Islam datang untuk berdagang dan bahkan beberapa di antaranya menikahi orang-orang pribumi.
Dan tahukah Anda? Bahwa 2 orang nahkoda kapal yang dipimpin oleh Columbus, kapten kapal Pinta dan Nina adalah orang-orang Islam, yaitu dua bersaudara Martin Alonso Pinzon dan Vicente Yanex Pinzon yang masih keluarga dari Sultan Maroko Abuzayan Muhammad III (1362). (THACHER, JOHN BOYD: Christopher Columbus, New York 1950).

Amerika-Negeri Muslim-16-banishingtheindians-jpeg.image
Banishing the Indians
Amerika-Negeri Muslim-piri-reis-map 2-jpeg.image
piri reis map

Sekitar 70 tahun sebelum Columbus menancapkan benderanya di tanah Amerika, Laksamana Cheng Ho sudah terlebih dahulu datang ke sana. Para peserta seminar yang diutus oleh Royal Geographical Society di London sangat kaget  karena penemuan seorang kru kapal selam dan uraian sejarawan bernama Gavin Menzies. Dia juga seorang mantan perwira Angkatan Laut Kerajaan Inggris  (baca: Biography Gavin Menzies).
Menzies yang tampil dengan penuh keyakinan, menjelaskan teorinya tentang pelayaran terkenal dari pelaut mashur asal Cina, Laksamana Cheng Ho. Bersama bukti-bukti yang ditemuinya dari catatan sejarah, dia lantas membuat kesimpulan bahawa pelaut serta pengembara ulung dari Dinasti Ming itu adalah penemu awal benua Amerika, dan bukannya Columbus.
Bahkan menurutnya, Cheng Ho ‘mengalahkan’ Columbus dengan jarak (perbedaan) waktu sekitar 70 tahun. Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat semua orang tertipu karena masyarakat dunia selama ini mengetahui bahawa Columbus-lah penemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15. Penjelasan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah.

Amerika-Negeri Muslim-19-perbandingan-kapal layar colombus dan laksamana cheng ho-jpeg.image
Perbandingan kapal layar Colombus dengan Laksamana Cheng Ho
 Menzies menunjukkan sebuah peta  sebelum Columbus memulai ekspedisinya, lengkap dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik Cheng Ho yang disandarkan sebagai bahan bukti. Menzies sangat yakin setelah ia meneliti ketepatan dan kesahihan bahan-bahan bersejarah tersebut. (dp/Daulahislam/heboh.co)

Sumber : pemudaislamsatu.blogspot.com

Ghazwul Fikri


Ghazwul fikri berasal dari kata ghazw dan al-fikr, yang secara harfiah dapat diartikan "Perang Pemikiran". Maksudnya ialah upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh Allah untuk meracuni pikiran umat Islam agar jauh dari Islamnya, lalu akhirnya membenci Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis sampai ke akar-akarnya.

Perang pemikiran atau ghazwul Fikri adalah cara lain dari barat untuk menghadapi umat islam khususnya dalam merusak sendi-sendi islam bahkan keseluruhan. Perang pemikiran berbeda dengan perang militer atau fisik. Perang pemikiran lebih ‘mudah', hemat waktu dan biaya bahkan lebih efektif dari perang fisik yang banyak menguras tenaga juga biaya yang tidak sedikit.

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, bahkan berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukainya benci.” ( At-Taubah: 32; ash-Shaf : 8 )

“…Mereka tidak henti – hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah sia-sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.A” (Al-Baqarah: 217)

Dari ayat-ayat di atas kita mengetahui bahwa kita tidak akan pernah berhenti melawan musuh-musuh Allah dalam membela agama kita, Islam. Termasuk adanya Ghazwul fikri yaitu perang pemikiran yang digencarkan oleh musuh-musuh Allah seperti setan, jin, iblis, bahkan manusia itu sendiri.

Sejarah Ghazwul Fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam AS., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.Al – A’Raaf:20).

Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian (Adam ‘alaihissalam), seperti yang telah dijelaskan ayat tersebut, tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah ‘azza wa jalla. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alasan pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam ‘alaihissalam tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut.

Di era saat ini, ghazwul fikri terus berkembang, bahkan menyesatkan kaum-kaum muda dan intelektual. Sekedar Contoh, negara barat dengan berbagai lembaga dan wadah kegiatannya, banyak memberikan fasilitas beasiswa studi gratis ke luar negeri. Pemuda dan pemudi yang cerdas dari negeri muslim ditawari untuk kuliah di universitas-universitas favorit yang di sana. Di bidang ilmu-ilmu sosial, mereka dipilihkan ke program studi yang rentan terhadap ghazwul fikri, misalnya filsafat, antropologi, sosiologi, dan lain-lain. Mereka ‘dikaderisasi’ untuk menjadi ahli dibidang tersebut, kemudian dipulangkan ke negeri masing-masing. Harapannya, mereka dapat menjadi pelaku utama dalam ghazwul fikri atau merusak Islam dari dalam. Biasanya mereka membawa perubahan dan pembaharuan atau modernisasi. Semua yang mereka ‘kader’ akan dikondisikan sedemikian rupa dengan segala cara sehingga rusak dan luntur rasa keagamaan (Islam)nya, luntur akidah, akhlak dan rusak pemikirannya. Mereka didekatkan dengan lawan jenisnya yang cantik atau tampan, diajaknya minum-minum, jalan-jalan, kumpul kebo, atau yang lainnya, diajak diskusi secara kontinyu dengan tema-tema yang dapat menggiring kepada pelecehan dan perendahan Islam oleh orang-orang tertentu yang ahli dan dipaksa membuat karya tulis dengan literatur yang telah ditentukan dan merusak Islam. Akhirnya setelah studinya selesai dan pulang ke negerinya, si pelajar atau mahasiswa tersebut menjadi orang yang telah tercabut dari akar budaya dan keislamannya.

Jika yang menjadi korban ghazwul fikri adalah seorang tokoh terkemuka dan berpengaruh, maka racun ghazwul fikri itu segera menjalar secara cepat, karena tokoh tersebut akan diikuti dan ditiru oleh pengikut dan penggemarnya. Akhirnya, secara tidak sadar masyarakat terjerumus kedalam jurang kehidupan yang semakin jauh dari nilai-nilai dan ajaran Islam.

Alasan mereka melakukan Ghazwul Fikri (perang pemikiran) karena beberapa hal,
Pertama, Sulitnya mengalahkan umat islam secara militer. Hal ini membuat mereka stress karena mereka sudah banyak memakan biaya yang tidak sedikit, tenaga yang besar bahkan telah mengorbankan warga-warga mereka dalam perang fisik itu yang juga tidak sedikit warga mereka yang tewas. Terbukti dengan adanya perang di Palestina, Afghanistan dan masih banyak lagi negeri-negeri muslim yang mereka perangi namun kemenangan untuk mereka tidak pernah datang padahal negeri-negeri (muslim) yang mereka perangi jika di bandingkan dengan mereka baik dalam hal teknologi, persenjataan, kekuatan Negara dan juga tentara-tentaranya sangat jauh tertinggal dari mereka.

Kedua, karena biayanya lebih rendah, mereka tidak perlu membeli tank-tank, pesawat-pesawat, amunisi. Yang mereka perlukan hanya menyebarkan ide-ide yang mereka usung keseluruh belahan dunia dengan tujuan imperialisme-kolonialisme. Bahkan dengan cara ini yang tidak terjangkau oleh perang fisik bisa terjangkau dengan perang pemikiran, sebagai contoh; dalam perang pemikiran media yang mereka pakai sangat banyak mulai dari media massa; cetak, elektronik dsb-nya, karya-karya ilmiah, mendirikan LSM-LSM, lembaga-lembaga pendidikan, buku-buku bahkan ‘lewat mulut' pun mereka lakukan. Dari media-media inilah mereka bisa menjangkau apa yang tidak terjangkau. Lewat buku-buku  mereka bisa menjangkau dari kalangan awam sampai kalangan terpelajar, bahkan yang lebih menghawatirkan mereka melakukannya lewat media elektronik semisal televisi, orang-orang yang belum kuat pemahaman (islam) nya dengan sangat mudah cepat terpengaruh dari media tersebut tak terkecuali anak-anak. Sangat menghawatirkan.

Ketiga, karena lebih mudah dilakukan berkat bantuan kaki tangan mereka dari kalangan umat islam sendiri, inilah ‘virus' yang amat berbahaya dari segala virus, ‘virus' ini lebih hina dan keji dari virus HIV/AIDS namun dari cara kerjanya sama, mereka menggerogoti ‘organ-organ' penting agama ini yang mengakibatkan hancur dari dalam. Penganut liberalisme dari kaum muslimin sendiri termasuk ke dalam ‘virus' hina ini, karna mereka mengusung ide-ide yang bertentangan dengan islam, memuja kebebasan termasuk kebebasan menafsirkan Al-Qur'an sekehendak udel mereka, berkiblat pada barat, mengusung ide-ide yang beasal dari barat.

Keempat, Hasilnya lebih memuaskan karena melanggengkan penjajahan barat terhadap dunia islam. Pemimpin-pemimpin negeri muslim yang berkiblat pada barat dengan mudah ‘di kontrol' oleh mereka, bahkan menjadi boneka-boneka mereka yang menjalankan pemerintahan di bawah perintah asing (barat). Inilah yang melanggengkan cengkeraman barat di dunia islam. Inilah alasan-alasan barat melakukan Ghazwul Fikri (perang pemikiran) terhadap dunia islam.

Adapun sasaran-sasaran yang mereka tuju dalam melakukan ghazwul fikri,
Pertama, adalah mendangkalkan Aqidah hingga pemurtadan.

Kedua, menumbuhkan keraguan terhadap ajaran islam. Yang mereka lakukan adalah mengobok-obok hukum-hukum islam, mereka menyebutkan hukum-hukum islam sudah tertinggal oleh jaman tidak bisa diterapkan lagi dalam kehidupan sekarang, hukum potong tangan, rajam, jilid dsb-nya tidak manusiawi melanggar HAM dan berbagai macam komentar dari mereka yang bertujuan meragukan kaum muslimin dari agamanya. Tidak sedikit dari umat ini yang berpandangan sama seperti barat, namun mereka bukan dari kalangan SEPILIS (Sekulerisme, Pluralisme, liberalisme) yang berpendapat Hukuman potong tangan, rajam dsb-nya tidak manusiawi. padahal sejatinya Hukuman-hukuman itu adalah Jawajir dan jawabir , yaitu pencegah dan penghapus dosa. Inilah yang mesti diterangkan pada umat yang berpandangan seperti itu.

Ketiga, mereka menciptakan sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan). Mereka mengatakan Agama tidak perlu dibawa-bawa dalam aktifitas keseharian dan khususnya politik. Jika ada Pedagang yang mengatakan "kalo jualan bawa-bawa agama gimana mau kaya!" itulah hasil kerja dari orang-orang penganut sekulerisme, mereka berhasil menjauhkan umat dari agamanya sendiri. Selain karna sekulerisme memang asas mereka yang mereka jadikan sebagai qaidah fikriyah(kaedah berpikir) dan qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir) mereka juga bertujuan melemahkan dan menghancurkan Islam ini dengan cara menjauhkan kaum muslimin dari agamanya.

Keempat, menumbuhkan Islamphobia baik pada kalangan (umat) islam maupun kalangan non-islam. Mereka ‘menciptakan' ide "Perang melawan Teroris" dan yang mereka ‘jadikan sebagai teroris' adalah umat islam yang berjuang untuk menegakkan Panji-panji Laillahaillallah di muka bumi ini dan negeri-negerinya.

Kelima, merusak moral kaum muslimin. Mereka merusak moral-moral kaum muslimin dengan cara ‘memperkenalkan' pergaulan bebas, free sex, Clubbing, lagu-lagu cengeng tentang putus cinta, jatuh cinta, budaya pacaran dan segudang aktifitas lainnya yang banyak dilakukan kaum muslimin sekarang ini khususnya anak muda.

Keenam, memecah belah persatuan umat islam. Mereka memakai pisau analis yang ‘membagi-bagi' kaum muslimin terdiri dari; Islam Radikal atau Islam Fundamentalis, Tradisionalis dan Islam moderat. Kaum muslimin yang menentang barat, barat kelompokan kedalam Islam Fundamentalis atau Islam Radikal, sementara kaum muslimin yang ‘wellcome ‘ terhadap barat mereka kelompokkan kedalam Islam Moderat. 

Inilah contoh kecil yang Barat lakukan dalam memecah belah kaum muslimin. Kita harus selalu waspada jangan sampai kita ‘merasa' bagian dari salah satu ‘kelompok' yang barat ciptakan di atas dan menganggap yang berbeda ‘kelompok' adalah musuh.

Dan yang ketujuh, adalah melanggengkan kolonialisme baru di tengah-tengah dunia islam. Mereka menjajah, merampas kekayaan negeri-negeri muslim untuk kepentingan negara mereka. Mereka ‘membeli' orang-orang yang berpengaruh dalam negaranya agar dijadikan kacung-kacung (antek-antek) mereka. Dengan cara seperti itu mereka dapat mengendalikan negeri-negeri muslim karena para penguasanya telah mereka ‘beli'.

Inilah sebagian kecil dari Ghazwul Fikri (perang pemikiran), namun masih banyak lagi tujuan-tujuan, maksud-maksud, rencana-rencana busuk yang mereka kerjakan dan juga yang belum mereka kerjakan. Kita sebagai umat harus selalu waspada dan menambah pemahaman dan juga Tsaqofah kita agar kita dapat menangkal dan melawan perang pemikiran yang dilancarkan barat. Keep Ghirah wa istiqomah.. Allahu Akbar..

Cara Mengatasi Ghazwul Fikri dengan Fi Sabilillah
Fi sabilillah adalah jihad dalam arti umum, (jihad tangan, harta dan lisan), ia mencakup perang di jalan Allah dan dakwah kepada agama Allah serta segala aktivitas yang berkait dengannya.

Jihad dalam Islam tidak terpaku pada perang militer dengan senjata semata. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

جَاهِدُوا المُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ

“Berjihadlah melawan orang-orang musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kalian.” Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan an-Nasa`i, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shaghir no. 5401.

Bahwa tujuan jihad dalam arti perang adalah meninggikan kalimat Allah, hal ini juga terwujud melalui jihad dengan harta dan lisan dengan menjelaskan kebenaran dan membantah kebatilan melalui media yang sesuai dengan zaman, lebih-lebih di zaman ini di mana media informasi telah menyebar luas sehingga ia menjangkau pelosok bumi dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk pemikiran masyarakat, bahkan perang informasi melalui media masa lebih besar dampaknya daripada perang militer.

Penerapan pos fi sabilillah di zaman ini adalah
  1. Pendirian kantor atau yayasan dakwah dan menanggung biaya pendanaannya yang menjadi tuntutan operasionalnya.
  2. Mencetak buku-buku yang bertujuan menyebarkan ilmu syar’i dan dakwah kepada Allah serta mengedarkan kaset-kaset Islam yang membawa misi demikian.
  3. Mendukung halaqah-halaqah al-Qur`an dan mendanai biaya operasionalnya, hal ini akan mewujudkan tujuan mulia yaitu pengajaran dan pengamalan terhadap kitab Allah.
  4. Pendirian web-site di dunia internet dan membiayainya untuk menjelaskan kebenaran dan berdakwah kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, lebih-lebih di zaman ini di mana teknologi telah menjadi sarana paling efektif dalam berkomunikasi.
  5. Pendirian jaringan TV Islam dengan misi dakwah, hal ini termasuk sarana jihad dengan lisan yang paling agung, karena ia memberi dampak yang besar. Pendirian media siaran Islam (radio dan sejenisnya) untuk menyuarakan kebenaran sehingga ia menjangkau seluruh penjuru bumi.
  6. Mendanai gerakan-gerakan dakwah dalam bentuk seminar, kajian, diskusi dan sejenisnya, termasuk mendukung kehidupan ekonomi para da’i dan muballigh sehingga bisa lebih konsentrasi menekuni lahannya.
  7. Pendirian majalah-majalah dan koran-koran Islam dengan misi dakwah yang shahih kepada kitab Allah dan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, menjelaskan kebenaran dan menangkis kebatilan.

Dan sarana-sarana modern lainnya yang bisa membantu mewujudkan tujuan dan sasaran dakwah kepada agama Allah sehingga alam semesta mengetahui kemuliaan Islam. Wallahu a’lam.

AWAL MULA TRADISI MENIUP TEROMPET DI MALAM TAHUN BARU MASEHI


Perayaan malam tahun baru boleh jadi merupakan hari pesta sedunia, jutaan orang di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia, tumpah ke jalan-jalan atau di tempat-tempat hiburan merayakan pergantian tahun . Di tempat-tempat itu mereka meluapkan kegembiraan seakan-akan baru saja memenangi sebuah pertandingan yang maha berat.

Bagi orang modern, termasuk masyarakat di Indonesia, perayaan tahun baru mungkin hanyalah sebagai suatu momen untuk berpesta dan berhura-hura. Setelah sibuk sepanjang tahun , orang-orang merasa bahwa berpesta pora pada malam pergantian baru merupakan sesuatu yang wajar untuk melepas kepenatan. Namun, jika menilik sejarah, perayaan tahun baru tidaklah sekadar pesta biasa, tetapi sarat dengan berbagai tradisi keagamaan seperti kaum pagan, Kristen, dan juga Yahudi.

Sebelum berlakunya kalender Gregorian, bangsa Eropa di abad pertengahan umumnya menjadikan tanggal 25 Maret sebagai awal tahun baru . Mereka. menyebut hari ini The Feast of Armounciarion, "Hari Raya Pemberitahuan". Di dalam tradisi Kristen, tanggal ini dipercaya sebagai hari saat Bunda Maria didatangi Jibril yang memberitahukannya bahwa ia akan melahirkan seorang anak Tuhan.

Setelah diperkenalkan kalender Gregorian pada tahun 1582, secara bertahap kerajaan-kerajaan di Eropa merayakan tahun baru setiap tanggal satu Januari. Kalender Gregorian ini disebut juga kalender Kristen karena menjadikan kelahiran Yesus sebagai tanggal pertama dari kalender tersebut. Meski demikian, kapan persisnya kelahiran Yesus masih menjadi perdebatan di kalangan umat Kristiani. Namun yang jelas, pembuatan kalender ini terkait dengan kepentingan religius di dalam agama Kristen. Sebagai contoh, penetapan hari Minggu (Sunday) sebagai hari libur. Hari ini merupakan hari khusus untuk berkhidmat kepada Tuhan dalam tradisi Kristen, menggantikan hari Sabtu yang lazim dalam tradisi Yahudi.

Salah satu hal yang unik menjelang datangnya malam tahun baru adalah menjamurnya penjualan terompet . Hal ini terkait dengan kesenangan orang merayakan malam tahun baru dengan membunyikan terompet sekeras mungkin untuk memeriahkan suasana. Kebisingan suara terompet ini mencapai puncaknya pada pukul dua puluh empat, atau tepat tengah malam.

Tradisi meniup terompet ini pada mula nya merupakan cara orang-orang kuno untuk mengusir setan. Orang-orang Yahudi belakangan melakukan hal itu sebagai kegiatanritual yang dimaknai sebagai gambaran ketika Tuhan menghancurkan dunia. Mereka melakukan ritual meniup terompet ini pada waktu perayaan tahun baru Yahudi, Rosh Hashanah, yang berarti "Hari Raya Terompet", yang biasa jatuh pada bulan September atau Oktober. Bentuk terompet yang melengkung melambangkan tanduk domba yang dikorbankan dalam peristiwa pengorbanan Isaac (Nabi Ishaq dalam tradisi Muslim). Hal ini sangat berbeda dengan ajaran Islam yang menetapkan bahwa Nabi Ismail-lah, saudara Nabi Ishaq, yang diminta Allah untuk dikorbankan.

Bunyi terompet yang bersahut-sahutan biasanya belum lengkap jika tidak diikuti dengan pesta petasan dan kembang api. Sebagaimana membunyikan trompet, tradisi ini merupakan ritual untuk mengusir setan di dalam tradisi bangsa Cina. Selain itu, petasan juga dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan.

Tidak seperti tradisi dalam agama dan kebudayaan lain, Islam tidak pernah menjadikan tahun baru sebagai sebuah hari raya, termasuk tahun baru Hijriah sekalipun. Meski di Indonesia, tahun baru Hijriah merupakan hari libur nasional, tetapi kedudukannya tetaplah bukan hari raya. Jika Islam sendiri tidak pernah merayakan tahun baru , maka mengapa umat Islam turut pula merayakan perayaan yang sebenarnya merupakan tradisi agama-agama lain? Bukankah Nabi saw. telah mengingatkan bahwa mereka yang ikut-ikut tradisi suatu kaum, maka ia termasuk dalam golongan kaum itu?
RENUNGKANLAH.....
Diberdayakan oleh Blogger.