Yusuf Jabung

AKU HANYA PENUNTUNMU

Anak-anakku  . . .  .

Aku hanya menuntunmu

Berjalan perlahan ke masa depanmu

 

Anak-anakku

Kau adalah benih negeri

Yang harus disemai rapi

Di lahan budi pekerti nan suci

 

Anak-anakku

Kan kujaga dirimu

Dari segala rayu semu

Goda dunia penuh tipu

 

Anak-anakku

Biasakanlah dirimu

Berdoa tiap waktu

Belajar tanpa jemu

Bisa segala ilmu

 

Anak-anakku

Latihlah dirimu

Di jalan terjal berbatu

Yakinlah semua derita kan berlalu

 

Tapi . . . . anakku

Aku hanya penuntunmu

Memberitahumu

Adab dan ilmu

 

Aku hanya penuntunmu

Tak kuasa mengubah kodratmu

Tak kuasa mengganti taqdirmu

 

Aku hanya penuntunmu

Yang menceritakan indahnya pantai

Memberitahumu bahayanya badai

 

Jika kau telah berjalan sendiri

Waspadalah dengan lengkahmu

Perbanyak bekalmu dan kurangi bebanmu.

 

Semoga Tuhan selalu bersamamu.

Mengabsahkan Kebohongan



Al Kisah, Abu Nawas berjalan di tengah pasar, sambil melihat ke dalam topinya, lalu tersenyum bahagia. Orang-orang pun heran, lalu bertanya;

“Wahai saudaraku Abu Nawas apa gerangan yang engkau lihat ke dalam topimu yang membuatmu tersenyum bahagia?”

“Aku sedang melihat surga yang dihiasi barisan bidadari.” Kata Abu Nawas dengan ekspresi meyakinkan.

“Coba aku lihat?” Kata salah seorang yang penasaran melihat tingkah Abu Nawas.

“Tapi saya tidak yakin kamu bisa melihat seperti apa yang saya lihat.” Kata Abu Nawas.

“Mengapa?” Tanya orang-orang di sekitar Abu Nawas yang serempak, karena sama-sama semakin penasaran.

“Karena hanya orang beriman dan sholeh saja, yang bisa melihat surga dengan bidadarinya di topi ini.” Kata Abu Nawas meyakinkan.

Salah seorang mendekat, lalu berkata; “Coba aku lihat.”

“Silahkan” kata Abu Nawas”

Orang itu pun bersegera melihat ke dalam topi, lalu sejenak menatap ke arah Abu Nawas, kemudian menengok ke orang di sekelilingnya.

“Benar kamu, Aku melihat surga di topi ini dan juga bidadari. Subhanallah!” Kata orang itu berteriak.

Orang-orang pun heboh ingin menyaksikan surga dan bidadari di dalam topi Abu Nawas, tetapi Abu Nawas mewanti-wanti, bahwa hanya orang beriman yang bisa melihatnya, tetapi tidak bagi yang kafir.

Dari sekian banyak yang melihat ke dalam topi, banyak yang mengaku melihat surga dan bidadari tetapi ada beberapa di antaranya yang tidak melihat sama sekali, dan berkesimpulan Abu Nawas telah berbohong. Mereka pun melaporkan Abu Nawas ke Raja, dengan tuduhan telah menebarkan kebohongan di tengah masyarakat.

Akhirnya, Abu Nawas dipanggil menghadap Raja untuk diadili.

“Benarkah di dalam topimu bisa terlihat surga dengan bidadarinya?”

“Benar paduka Raja, tetapi hanya orang beriman dan sholeh saja yang bisa melihatnya. Sementara yang tidak bisa melihatnya, berarti dia belum beriman dan masih kafir. Kalau paduka Raja mau menyaksikannya sendiri, silahkan..” Kata Abu Nawas.

“Baiklah, kalau begitu saya mau menyaksikannya sendiri.” Kata Raja. Tentu, Raja tidak melihat surga apalagi bidadari di dalam Topi Abu Nawas. Tapi Raja lalu berpikir, kalau ia mengatakan tidak melihat surga dan bidadari, berarti ia termasuk tidak beriman.

Akibatnya bisa merusak reputasinya sebagai Raja. Maka, Raja itu pun berteriak girang: “Engkau benar Abu Nawas aku menyaksikan surga dan bidadari di dalam topimu.

Rakyat yang menyaksikan reaksi Rajanya itu, lalu diam seribu bahasa dan tak ada lagi yang berani membantah Abu Nawas. Mereka takut berbeda dengan Raja, karena khawatir dianggap dan di cap kafir atau belum beriman.

Akhirnya, konspirasi kebohongan yang ditebar oleh Abu Nawas, mendapat legitimasi dari Raja. Boleh jadi, dalam hati, Abu Nawas tertawa sinis sambil bergumam; beginilah akibatnya kalau ketakutan sudah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan pun akan merajalela.

Ketika keberanian lenyap dan ketakutan telah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan akan melenggang kangkung sebagai sesuatu yang “benar.”

Ketakutan untuk berbicara jujur, juga karena faktor gengsi. Gengsi dianggap belum beriman, atau dengan alibi/alasan lainnya. Padahal, label gengsi itu hanyalah rekayasa opini publik yang dipenuh kebohongan.

Kepercayaan diri sebagai pribadi yang mandiri untuk berkomitmen pada kebenaran berdasarkan prinsip kejujuran, telah dirontokkan oleh kekhawatiran label status yang sesungguhnya sangat subyektif dan semu. Kecerdikan konspirasi (kebohongan) opini publik Abu Nawas, telah menumbangkan kebenaran dan kejujuran.

Akhirnya, kecerdasan tanpa kejujuran dan keberanian, takluk di bawah kecerdikan yang dilakonkan dengan penuh keberanian dan kepercayaan diri meski pun itu adalah kebohongan yang nyata.

Kasus legitimasi kebohongan versi Abu Nawas, bisa saja telah terjadi disekitar kita. Tentu, dengan aneka versinya.

Selamat istirahat..☕☕✍🤭😃

Jawaban Netizen atas Puisi Sukmawati Soekarno Poetri

PUISI IBU BERSYARIAT INDONESIA











Aku telah tahu Syariat Islam
Yang kusadari kini hijab Ibu ‌Indonesia sangatlah indah
Jauh lebih indah dari sari konde terbuka
Gerai tekukan mahkota terjaga tetap suci
Sesuci kertas putih yang bersih dari noda
Rasa ciptanya melahirkan sejuga bahagia
Menyatu dengan kodrat manusia sebenarnya
Kini aurat terjaga martabat naik tahta
Terlindung dari pandangan fitnah manusia

Lihatlah Ibu Bersyariah Indonesia
Saat penglihatanmu dibutakan dunia
Agar Engkau dapat merenungi dosa-dosa
Ketika kecantikan asli bangsa terjajah jahala
Jika Engkau ingin lebih cantik, sehat, berbudi, dan bertaqwa,
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu bersyariah Indonesia

Aku telah tahu Syariat Islam
Yang kusadari kini lantunan azan sangatlah indah
Jauh lebih indah dari alunan kidung pujangga
Lantunan takbir dan tahlilnya adalah ibadah
Semurni zikir-zikir cinta kepada Yang Maha Esa
Lafadz doanya adalah ajakan berjamaah
Sedikit demi sedikit segumpal hati tertegun
Butiran demi butiran air mata mengalir turun
Canting hijrah menghapus noda-noda kelam beruntun

Pandanglah Ibu Bersyariah Indonesia
Ketika pandanganmu semakin dikaburkan nafsu belaka
Agar Engkau lebih tahu betapa eloknya aurat bangsamu terjaga
Bukankah kita wajib hijrah lebih baik dari dahulu kala
Agar Ibu Indonesia dan kaumnya lebih beradab dan dirindukan surga.

(Hamba Allah, 3 Maret 2018)

Kisah Cinta Zulaikha

Zulaikha adalah seorang putri yang cantik,putri seorang raja dari Barat (Maghrib). Semasa usia mudanya,ia bermimpi berjumpa dengan seorang laki-laki tampan,sopan,dan jujur serasi dengan wajahnya yang tampan itu. Dia jatuh cinta kepada lelaki itu. Begitu dalam dan kuat cintanya sehingga hatinya merana penuh gundah. Dipupuknya cinta itu dan ia rahasiakan rasa dukanya,kecuali pada dayang pengasuh tempat kepercayaannya. Telah dua tiga kali ia bermimpi dan pada yang ketiga kalinya itu,ia memberanikan diri menanyakan kepada pemuda tampan dalam mimpi itu,nama dan negeri tempat tinggalnya. Pemuda tersebut tak mau menyebut namanya,kecuali ia memberitahukan bahwa dia adalah wazir di negeri Mesir.

Dengan bersenjatakan petunjuk itu,Zulaikha berani menolak semua lamaran dari raja-raja dan pangeran-pangeran. Yang kini bersemayam dalam lubuk hatinya hanyalah bayangan pemuda yang dijumpainya dalam mimpinya itu,ia adalah seorang Wazir Mesir. Akhirnya,sang ayah terbujuk untuk mengutus seorang arif ke Mesir,untuk mempersiapkan perkawinan dengan sang Wazir,meski ia tak mengerti mengapa putrinya menolak lamaran raja-raja dan pangeran-pangeran dari segenap penjuru dunia.

Utusan tersebut berhasil menghadap Wasir Mesir,seseorang yang batinnya tengah disiksa oleh berbagai perasaan. Ternyata Wasir Mesir tersebut adalah sida-sida,orang yang dikebiri!

Istilah populernya,maju kena mundur kena; menolak sudah tak mungkin,menerima juga tak mungkin karena dengan keadaannya itu (dikebiri) tak mungkin melayani seorang istri; begitu pula yang dipikirkan oleh utusan yang tak ingin mengecewakan sang Tuan Putri yang telah begitu kesengsem oleh 'Wazir Mesir' dalam mimpi. Sang utusan pun segera mempersiapkan acara perkawinan itu dan kembali dengan apa yang dianggapnya berita gembira. Zulaikha juga,begitu menerima kabar dari sang utusan,ia gembira sekali. Ia merasa bahagia tak terhingga. Telah terbayang olehnya bahwa ia akan segera bersatu dengan laki-laki impianya!

 Persiapan besar-besar telah diadakan untuk acara iring-iringan pengantin Zulaikha ke Mesir. Pelangkin untuk Zulaikha dari kayu gaharu dan sandalwood yang diukir; langit-langitnya berkilauan oleh batu permata dan emas,bagaikan kemah Jamsyid; tirainya berumbaikan brokat emas. Di dalamnya Zulaikha duduk, berseri berkat kegembiraan yang tiada tara karena kini ia sedang pergi menuju kekasihnya,yang selama ini hanya ia kenal dalam mimpi; dan dengan pemuda tampan idamannya itu, ia akan dipersatukan buat selama-lamanya.

Tatkala iring-iringan mendekati kota Mesir,wazir pun datang menyongsong hendak menyambut pengantinnya dengan perlengkapan yang serba anggun. Zulaikha yang begitu penasaran dan penuh gairah hendak membuktikan ketampanan pria idamannya itu. Mengintiplah dia lewat celah-celah tirai yang sedikit dikuaknya. Namun... Auh! Muncul kekecewaan yang tiada alang-kepalang; karena sang wazir yang diintipnya itu bukanlah pemuda tampan yang ia kenal dalam mimpi! Jauh berbeda dengan orang yang telah ia cita-citakan untuk hidup berbahagia bersamanya.

Zulaikha mulai meratapi nasibnya: "Ni shaandam nakhl-I-khurmaa khaar bardaad?" (Yang kutanam pohon kurma,namun yang tumbuh cuma duri?)
Sungguh kecewa gadis itu. Apakah gerangan yang mesti dilakukannya kini?

Zulaikha,karena pilihan dirinya yang menyengaja,mau tak mau mesti melaksanakan perkawinannya. Rela ataupun tak rela,ikhlas ataupun tak ikhlas,dia mesti menikah dengan orang sida-sida (di kebiri,agar tak bisa menggauli wanita).
Kini keluh-kesah dalam kesedihan telah tak ada artinya lagi sebab kejadian ini merupakan resiko dari keinginannya yang meluap-luap. Demikianlah setelah menikah dengan Wazir 'Aziz, hari-harinya di luar tampak megah dan bahagia,sementara batinnya dirundung duka-lara dan merana dalam kasih yang tak sampai.

Sepintas lalu,ia memandang cinta yang murni itu bisa melenyapkan kepentingan pribadi. Dalam kekecewaan itu,dalam kedukaannya yang begitu mendalam,dia melihat sesuatu yang distorsi antara kebanggaan dan bujukan hati nuraninya. Pikirannya ia curahkan semata ke dalam musik.
"Mengapa engkau menyebut dirimu Wazir Mesir,hai kekasihku dalam mimpi?
Aku telah meninggalkan rumahku dan negeriku hanya karena ingin bersamamu dan ingin dijadikan milikmu.
Aku yakin, akhirnya aku akan mendapatimu. Bila hari yang bahagia itu tiba,aku bukan aku lagi,namun kau seorang!
Semoga secepatnya aku melihatmu!"

"Permadani kehidupan akan kugulung bila kulihat lagi
Wajahmu yang kukasihi, dan kemudian biarlah aku mati;
Karena diriku akan hilang dalam kegairahan itu,
Dan semua jalinan pikiran akan terjatuh dari tanganku;
Bukan aku yang kaulihat karena diri ini
Akan menghilang pergi; engkau akan menjadi jiwaku
Dalam menggantikan jiwaku sendiri.
Segala pikiran tentang diriku
Akan kuhapus dari benakku
Dan kau,hanya kau yang ada di tempatku;
Kau lebih bernilai daripada langit,daripada bumi,
Kasihku,diriku terlupakan bila kau di dekatku"

Dengan penuh emosional kerinduan,ia tetap menanti dan menanti. Akhirnya,terbetiklah berita yang penuh sensasi dari kawasan pasar. Seorang pedagang asing,kata orang-orang,datang membawa budak,yang sebelumnya tak pernah mereka saksikan budak semacam itu. Ia rupawan lagi cerdas. Jujur dalam berkata dan pikirannya jernih. Itu bukan budak,namun seberkas pancaran mentari,keindahan purnama,juga seorang raja dalam kerajaan cinta.

Kafilah itu belum lama memasuki kota,namun raja telah mendengar tentang itu dan memerintahkan Wazir (suami Zulaikha) pergi dan melihatnya kemudian membawa budak yang beritanya luar biasa tersebut ke hadapan raja.

Tatkala Wazir Aziz tiba di tempat kafilah dan melihat Yusuf,ia terperangah karena ternyata ketampanan budak itu jauh melebihi dengan apa yang diceritakan orang-orang. Dia bersujud dengan getar perasaan yang sama dengan menyembah. Namun,dengan lemah lembut Yusuf mengangkatnya dan mengajarkan tauhid menurut ajaran agama - bahwa yang patut disembah hanyalah Allah satu-satunya.

Tatkala kepada para pedagang itu disampaikan perintah raja,mereka mohon ditunda dengan alasan bahwa keadaan mereka kotor akibat perjalanan jauh yang berdebu; tak layak tampil di hadapan raja.

Sementara itu,berita keelokan paras Yusuf,keindahan,kejernihan,dan kejujurannya telah tersebar cepat sekali. Setiap orang merasa kagum,bahkan cemburu atas kelebihan budak yang hebat tersebut; masa sekadar seorang budak,lebih unggul daripada seorang tuan? Namun bagi si pedagang sendiri,berita yang menggemparkan tersebut merupakan promosi yang menguntungkan; harga dagangannya (Yusuf) menjadi lebih mahal berlipat ganda! Mudah-mudahan saja sang raja akan membeli Yusuf dengan seluruh penghasilan Mesir,karena menyukai budak itu!

Tentu saja kabar tersebut sampai kepada Zulaikha yang masih mendambakan bisa berjumpa dengan permata impiannya. Tatkala Zulaikha mengintip Yusuf dari tirai pelangkinnya,ia benar-benar terkejut campur terpesona karena yang ia saksikan pada saat itu ternyata sosok tampan kekasih imajiner yang selama ini ia dambakan siang dan malam. Ia menggisik-gisikkan matanya setengah tidak percaya. Namun,semakin lama semakin yakin bahwa dialah panutan dambaan setiap saat,penghibur derita batin,serta peredam penyesalan.

Setelah yakin sejuta yakin,dimintanya sang suami memohon kepada raja agar budak tersebut ia beli untuk menjadi anak angkatnya. Ternyata,raja mengizinkan karena raja tahu bahwa wazirnya dan Zulaikha tak menurunkan anak seorang pun. Kemudian muncul masalah yang rumit bagi Zulaikha yang ada kaitannya dengan niatnya membeli Yusuf.Karena...

Muncul masalah yang rumit bagi zulaikha yang ada kaitannya dengan niatnya membeli Yusuf. Karena ingin mencari laba sebesar-besarnya,pedagang menentukan bahwa Yusuf sebaiknya dilelang saja! Siapa yang paling besar penawaran, dialah yang berhak mendapatkan Yusuf!

Berkerumunlah orang-orang menawar Yusuf. Ada perempuan tua yang saking kesengsemnya kepada Yusuf,padahal ia miskin,hanya menawar dengan sepintal benang. Ada hartawan yang suka pamer dan menawar Yusuf langsung dengan 'seribu keping emas'
Penawaran orang meningkat hingga seratus kali, bahkan ada yang berani membayar dengan muskus seberat badan Yusuf.
"Tidak !" kata yang lainnya pula, "Aku akan membayar dengan merah delima dan berlian yang paling mahal dengan berat yang sama!"

Penawaran lelang sudah sampai pada jumlah yang fantastis bagi seseorang yang dianggap budak. Namun Zulaikha, putri raja dari Barat yang kekayaannya mengalahkan para saudagar di negeri Mesir, saking ingin memiliki Yusuf, memohon kepada suaminya,Wazir Aziz , agar memberikan penawaran dua kali lipat dari penawaran terakhir....

Namun,tiba-tiba muncul seorang putri yang cantik jelita,yang membawa harta yang sangat banyak untuk membeli dan memiliki Yusuf.
Ia adalah Baziga,seorang putri keturanan 'Ad.
Hampir saja dia yang membeli dan mendapatkan Yusuf.

Tatkala si Jelita Baziga menjumpai Yusuf, dengan maksud memiliki pemuda yang amat tampan tersebut, malahan Yusuf sendiri mampu mengalihkan putri itu dari mengagumi dirinya kepada Sang Maha Pencipta, serta memberinya tuntunan berharga tentang agama khususnya tauhid.
"Dunia yang indah ini," kata Yusuf, "tak lain dari tabir yang menutupi keindahan hakiki yang ada di balik itu, yang tak terlukiskan indahnya, namun tak tampak di mata kita. Setiap keindahan dan kebaikan yang kita lihat di sini, tidak lain dari pantulan atau bayangan keindahan,kebaikan, dan kebenaran yang sempurna,nyata, dan abadi yang seyogianya kita cari."


Yakin akan pelajaran yang diberikannya itu, segala yang sia-sia ditinggalkannya dan tiba-tiba ia meledak dengan sebuah rapsodi yang sungguh indah, diakhiri dengan sebuah syair :
"Mataku tertangkap oleh sinar kebenaran murni,
Dan impian dungu telah berlalu.
Sudah kubukakan mataku ― Allah memberkahimu untuk itu
Dan hatiku ke dalam jiwa segala jiwa yang sudah kau jalin!
Dari tepi kasih yang aneh kaualihkan kakiku,
Untuk mengenal Allah, Tuhan segala makhluk;
Jika setiap utas rambutku punya lidah,
Masing-masing dan semua akan memujimu!

Setelah itu, ditinggalkannya segala kekayaan dan kemegahan hidup. Putri cantik jelita yang biasanya bergelimang harta itu tekun meraba kesengsaraan kaum dhuafa, dan hari-harinya dihabiskan di tepi Sungai Nil untuk berdoa dan memuji Sang Maha Pencipta!

Sebaliknya,Zulaikha tidak berperangai demikian. Dia mencapai kedamaian dan kebenaran lewat jalur yang berbeda dan penuh duri. Dia masih berada dalam cengkeraman keindahan ragawi. Dia terbakar oleh nyala api cinta hewani untuk terus mendapatkan Yusuf.

Dan Yusuf, meskipun ia telah menjadi bagian dari keluarga Wazir Aziz, yang tengah berada dalam puncak kemewahan dan kemegahan, hatinya terasa luka karena sedih. Terpikir olehnya bahwa dialah yang menyebabkan penderitaan orang-orang yang mencintainya. Ayahnya amat mencintainya dan itu pula yang menyebabkan saudara-saudaranya menderita karena dengki dan ayahnya pun menderita karena perpisahan.

Dengan senang hati ia tinggal bersama keluarga Wazir Aziz. Namun perjalanan tidak berjalan mulus. Zulaikha yang telah lama mendendam cinta dan mabuk kepayang, mulai memasang segala macam godaan untuk mencapai hasrat impiannya. 

Saat suaminya,Wazir Aziz tiada di rumah, maka dijebaknya Yusuf dalam sebuah kamar, dan dikuncinya pintunya. Kemudian ia mulai merayu Yusuf. Namun, Yusuf yang lebih takut kepada Allah daripada Ibu angkatnya Zulaikha, lari melepaskan diri. Zulaikha yang telah kesetanan terus mengejarnya hingga terjadi pergulatan; yang satu didorong oleh keinginan durjana, dan yang lain ingin melepaskan diri dari perbuatan maksiat yang mengundang murka Allah.

Dalam peristiwa tersebut, baju Yusuf koyak di bagian belakang. Dia dapat melepaskan diri dari paksaan Zulaikha dengan baik. Namun tatkala lari keluar ruangan, Yusuf kepergok oleh Aziz, suami Zulaikha.

Karena takut didahului oleh laporan Yusuf kepada suaminya atas pemaksaan tadi, dengan hati busuk, Zulaikha mendahului memfitnah Yusuf dengan mengatakan kepada suaminya bahwa Yusuf lah yang ingin memaksa dia.

Namun,seorang pegawai Wazir Aziz berkata, "Wahai Tuan, sebaiknya diperiksa terlebih dahulu. Jika baju Yusuf koyak di depan, maka Yusuf lah yang salah. Dan benarlah tuan putri. Namun sebaliknya, jika yang koyak di bagian belakang, maka Tuan Putri Zulaikha lah yang salah. "

Setelah diperiksa, ternyata baju Yusuf koyak di bagian belakang. Maka terbuktilah jika yang salah adalah Zulaikha. Wazir Aziz dengan bijaksana menganjurkan Zulaikha untuk minta maaf kepada Yusuf yang telah diberi tuduhan palsu. Aziz berbuat demikian agar peristiwa tersebut tidak menjadi berita besar yang bisa menggoyahkan kedudukannya sebagai seorang Wazir (Menteri) di Mesir.

Namun berita kejadian itu tetap tersiar juga. Mulut orang mulai bergunjing,pemutarbalikan fakta mulai menyebar kemana-mana. Namun, dalam pandangan masyarakat luas,tetap saja Zulaikha yang berusaha memutarbalikkan fakta itu berada dalam posisi yang teraibkan; sebab dia dalam posisi juragan, sedangkan Yusuf dalam posisi budak belian. Semua perempuan yang baik, kaya, jahat, serta yang munafik, ramai-ramai memakinya: "Perempuan tidak tahu malu, mau menyerahkan diri kepada budak! Dan membuat suaminya sangat malu! Apa jadinya Mesir bila keluarga pejabatnya semacam itu?"

Dibakar oleh pencemoohan yang demikian kasar, Zulaikha memutuskan akan membalas dendam kepada nyonya-nyonya yang menghinanya. Diundangnya mereka ke dalam sebuah jamuan yang mewah. Tatkala menghadapi makanan kecil untuk cuci mulut,begitu mereka siap akan memotong buah-buahan dengan pisau tajam di tangan mereka, tiba-tiba Zulaikha menyuruh Yusuf muncul di tengah-tengah nyonya-nyonya tersebut. Dan Wah! Kemunculan Yusuf yang ketampanannya tak ada bandingannya itu, merupakan kejutan yang membelalakkan mata para nyonya ahli gunjing tersebut : "Dia bukan manusia, melainkan malaikat yang mulia!" teriak mereka dengan penuh kekaguman. Terbawa oleh perasaan yang menggejolak, tanpa disadari, aduuuhhh! Mereka memotong jari tangan mereka sendiri!

Setelah kejadian itulah, para nyonya penggunjing tak menyalahkan lagi Zulaikha sebab mereka pun akan berbuat hal yang sama andai diberi kesempatan berdekatan dengan Yusuf yang ketampanannya tak ada bandingannya. Semuanya bahkan bercita-cita ingin menaklukkan Yusuf yang tak bisa ditaklukkan oleh Zulaikha. Semuanya menyarankan agar baja dilunakkan ke dalam api; yang artinya melunakkan hati Yusuf ke dalam penjara.

Namun bagi Yusuf, sebagai manusia mukhlis, penjara lebih baik daripada suasana bebas namun amat dekat dengan godaan-godaan maksiat yang digencarkan oleh perempuan-perempuan yang berhati iblis. Inilah barangkali solusi yang paling tepat dalam kondisi yang demikian rumitnya; dan buat Aziz sendiri, dijebloskannya Yusuf ke dalam penjara merupakan kebebasan dari tekanan-tekanan batin selama ini. Bahkan, bagi pikiran yang bijaksana menimbang situasi batin semacam ini, lebih baik satu orang (sekalipun orang saleh) yang menanggung penderitaan dalam penjara daripada orang banyak yang mesti mengalami kegelisahan yang luar biasa yang disebabkan oleh munculnya sesuatu yang 'istimewa'

Sebaliknya, bagi orang-orang dalam penjara, kedatangan Yusuf merupakan suatu berkah karena di sana ia mengajarkan agama dalam rangka menunjukkan jalan yang terang. Ia seakan insan yang mengubah neraka menjadi surga.

Kini, Zulaikha mengalami penderitaan baru karena rasa sesal yang berkepanjangan. Jiwanya terpenjara beserta orang yang dipenjarakan. Kesehatannya menurun. Dalam rangka membunuh kepalsuan dirinya, mulai terbayang, ia akan mendapatkan kembali pribadi yang sebenarnya.

Sementara itu, kebaikan Yusuf telah membuatnya seperti raja di kalangan teman-temannya sepenjara. Kalau ada yang sakit, dialah yang merawatnya; kalau ada yang menanggung beban perasaan hati, dialah penghibur yang paling berbudi halus. Karena kepercayaan mereka semakin meningkat terhadap Yusuf, dakwah Yusuf pun semakin mereka gemari dan resapkan ke dalam hati. Bahkan dua orang diantaranya, pada suatu waktu, menceritakan mimpi mereka kepada Yusuf yang ditakwilkannya secara tepat. Maka, tibalah gilirannya raja bermimpi yang juga ditakwilkan oleh Yusuf secara memesona sehingga akhirnya Yusuf pun dibebaskan dari penjara, bahkan setelahnya diberi kehormatan yang tinggi dengan diberi kekuasaan penuh di negeri itu; pada saat Wazir Aziz telah meninggal. Yusuf diberi tugas mengadakan persiapan dalam menghadapi musim kelaparan yang telah diramalkan olehnya.

Sebagai janda, Zulaikha mulai introspeksi atas kedegilan dirinya, yang akhirnya kebinalannya menjadi jinak dan hatinya mulai ia biasakan dituluskan pada kebenaran hakiki.

Menyaksikan perubahan Zulaikha yang demikian berkenan di hati, mulailah Yusuf membuka hati kepada wanita yang telah lama mengejar-ngejarnya itu.
Demikianlah, hingga Yusuf memutuskan untuk menikahi Zulaikha serta mempersatukan hati dalam ibadah yang murni kepada Allah Ta'ala.

Sekian

Saat Zulaikha mengintip dari celah tirai pelangkinnya,
... Auh! Mengapa bukan engkau kekasihku... Katamu kau Wazir Mesir... Nyatanya yang kudapati bukan dirimu...

Sungguh kecewa gadis itu...ia mulai meratapi nasibnya.
Namun sayup terdengar bisikan;
Memang bukan dia kekasihmu.. Namun cintamu akan kau jumpai lewat dia. Jangan takut, kehormatan perawanmu kan tetap terjaga, karena Ia pria sida-sida...

 Sumber : Khalifah Melawan Allah karya Dedy Suardi

CARA ALLAH SWT MEMBERI REZEKI KEPADA MAKHLUKNYA


1. REZEKI TINGKAT PERTAMA (YANG DIJAMIN OLEH ALLAH)
"Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya."(QS. 11: 6)

Artinya Allah akan memberikan kesehatan,makan,minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.


2. REZEKI TINGKAT KEDUA
"Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya" (QS. 53: 39)

Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu muslim atau kafir.


3. REZEKI TINGKAT KETIGA
“... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. 14: 7)

Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera dan tenteram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.


4. REZEKI KE EMPAT (UNTUK ORANG BERIMAN DAN BERTAQWA)


".... Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
(QS.Ath-Thalaq/65:2-3)


Selamat menjemput rezeki, semoga Allah memberikan yang terbaik dan berkah didalamnya...aamiin

6 Karakter cewek yang jangan dinikahi

Imam Al Ghazali memberikan nasehat kepada laki-laki muslim agar tidak menikahi enam tipe wanita: al Annanah, al Mananah, al Hananah, al Haddaqah, al Barraqah, dan asy Syaddaqah. Siapa saja mereka? Berikut ini penjelasannya: 


Al Annanah

Al Annanah adalah wanita yang suka mengeluh dan mengadu. Menikahi wanita tipe ini membuat suami sulit mencapai sakinah dalam keluarga. Sebab suka mengeluh tidak mendatangkan solusi apapun. Ia justru bisa menguras emosi suami. Sedangkan mengadu sering merusak hubungan baik dengan sesama; baik kerabat maupun sahabat. Apalagi jika yang suka diadukan istri adalah orang tua suami. 

Al Mananah

Al Mananah adalah wanita yang suka mengungkit-ungkit kebaikan dan jasanya. Menikahi wanita tipe ini membuat seorang laki-laki terhambat menjalankan perannya sebagai pemimpin keluarga. Jika ia berbeda pendapat dengan istrinya, sang istri mengungkit kebaikan dan jasanya. Apalagi jika secara ekonomi sang suami “lebih rendah” dari istrinya.

Selain itu, mengungkit kebaikan berbahaya bagi kehidupan akhirat keluarga. Setiap keluarga muslim pasti menginginkan bisa masuk surga bersama-sama. Namun perilaku mengungkit kebaikan mengancam terhapusnya pahala kebaikan tersebut. Jika pahala-pahala kebaikan terhapus, lalu apa bekal untuk masuk surga? 

Al Hananah

Al Hananah adalah wanita yang suka menceritakan dan membanggakan orang di masa lalu. Jika ia janda, ia membangga-banggakan mantan suaminya. Jika ia tidak belum pernah menikah sebelumnya, mungkin ia membangga-banggakan ayahnya dan membandingkan dengan suaminya. Atau mungkin membangga-banggakan saudaranya atau temannya di hadapan suami. Lebih parah lagi, kalau ternyata ia pernah pacaran sebelum menikah dan membangga-banggakan pacarnya di hadapan suami. Duh. 


Al Haddaqah

Al Haddaqah adalah wanita yang keinginan belanjanya besar, mudah tertarik suatu barang atau produk, dan suka meminta suami membelikan. Pendek kata, boros dan konsumtif. Jika wanita-wanita tipe sebelumnya menguras emosi suami, wanita tipe ini menguras kantong suami. 

Meskipun suaminya orang yang kaya, boros tetap tidak baik dan tidak disukai agama. Apalagi jika suaminya pas-pasan atau miskin. Betapa banyak suami yang akhirnya terperosok ke jalan haram gara-gara permintaan istri yang berlebihan. 


Al Barraqah

Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa ada dua makna al Barraqah. Pertama, ia adalah tipe wanita yang suka berhias sepanjang hari. Meskipun demi tampil menawan di hadapan suami, berhias sepanjang hari termasuk sikap berlebihan. Berlebihan dalam belanja kosmetik dan berlebihan dalam pemanfaatan waktu yang mengabaikan kewajiban-kewajiban lainnya. Apalagi jika niatnya bukan untuk suami. 

Kedua, wan 
ita yang tidak mau makan dan suka mengurung diri sendirian. Dengan kata lain, ia tipe penyedih. Bagaimana keluarga bisa sakinah mawaddah wa rahmah kalau sang istri suka berbuat demikian? 


Asy Syaddaqah

Asy Syaddaqah adalah tipe wanita yang suka nyinyir dan banyak bicara. Hampir setiap hal dikomentari dan komentarnya bukanlah komentar yang bermanfaat. Ada hal yang wajar saja dikomentari negatif apalagi jika ada kesalahan. Menikahi wanita tipe ini, sulit bagi suami menemukan kedamaian karena semua sikapnya akan menjadi sasaran komentar nyinyir sang istri. 

Semoga sahabat Bersamadakwah yang belum menikah dihindarkan Allah dari calon istri dengan tipe seperti di atas. Dan semoga hanya mendapatkan jodoh yang shalihah sehingga terwujud keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah

Sumber:Ukhty Indonesia
Diberdayakan oleh Blogger.